KLIKJATIM.Com | Bojonegoro – Suasana demokrasi organisasi menyelimuti Konferensi III Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro yang berlangsung di MCM Hotel and Resto, Jalan Pemuda, Bojonegoro. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus PWI Jawa Timur, Kepala Dinas Kominfo, serta puluhan anggota PWI Bojonegoro.
Ketua Panitia, Nurkozim, melaporkan bahwa proses pemilihan Ketua diikuti oleh 20 anggota yang menggunakan hak pilihnya, terdiri dari 11 anggota biasa dan 9 anggota muda.
Tiga nama bakal calon ketua yang muncul dari proses penjaringan adalah Sasmito Anggoro (SuaraBojonegoro.com), Andik Setyobudi (Radio Elshinta), dan Parto Sasmito (Nawacita.co).
Setelah proses pemilihan yang berjalan lancar, Sasmito Anggoro berhasil meraih suara terbanyak, diikuti Parto Sasmito di posisi kedua, dan Andik Setyobudi. Dengan hasil tersebut, Sasmito Anggoro resmi ditetapkan sebagai Ketua PWI Bojonegoro untuk Periode 2025-2028.
Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, dalam sambutannya mendorong agar kepengurusan baru di bawah kepemimpinan Sasmito Anggoro lebih aktif di semua bidang. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas anggota melalui pelatihan jurnalistik secara berkelanjutan demi menjaga profesionalitas insan pers.
Lutfil juga menyoroti sinergi yang telah terjalin baik antara PWI Bojonegoro dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang tercermin dari kehadiran Kepala Dinas Kominfo dalam konferensi tersebut.
"Peran PWI Bojonegoro sangat penting dalam pembangunan. Bojonegoro ini daerah istimewa, memiliki APBD besar, tapi sayangnya Silpa juga besar,” tegas Lutfil, memberikan catatan kritis sekaligus motivasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo, menegaskan bahwa konferensi ini adalah momentum strategis untuk memperkuat profesionalisme dan marwah pers di daerah.
"PWI selama ini telah menjadi rumah besar bagi wartawan, tempat pembinaan etika, peningkatan kompetensi, serta penguatan integritas jurnalistik,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa tantangan pers di era digital semakin kompleks, mulai dari arus informasi cepat, hoaks, polarisasi media sosial, hingga menurunnya literasi masyarakat. Kondisi ini menuntut wartawan untuk semakin profesional, kritis, dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.
"Di sinilah peran PWI menjadi sangat strategis sebagai penjaga standar, penegak etika, sekaligus pengawal kualitas karya jurnalistik yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab,” pungkas Heri Widodo, seraya mengapresiasi kontribusi wartawan Bojonegoro yang selama ini telah memberikan kritik konstruktif bagi tata kelola pemerintahan.
Konferensi III ini diharapkan menjadi titik tolak bagi organisasi dalam menentukan arah gerak dan meningkatkan kualitas karya jurnalistik di Bojonegoro.
Editor : Fatih