klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Ricuh Olimpiade Matematika Bojonegoro, Wabup Nurul Azizah Minta Penyelenggara Harus Bertanggung Jawab Penuh

avatar M Nur Afifullah
  • URL berhasil dicopy
Ribuan wali murid memadati area luar gedung, membuat situasi semakin memburuk di tengah lautan manusia.
Ribuan wali murid memadati area luar gedung, membuat situasi semakin memburuk di tengah lautan manusia.

Bojonegoro – Kericuhan yang terjadi dalam gelaran Olimpiade Matematika tingkat SD/MI di Gedung Serbaguna Ledok Wetan pada Minggu (7/12/2025), memaksa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro segera turun tangan. Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Nurul Azizah, langsung menggelar pertemuan terbatas dengan pihak penyelenggara usai situasi mulai terkendali.

Pertemuan tersebut digelar di Polsek Bojonegoro Kota bersama Saryta Management, selaku penyelenggara acara. Langkah cepat ini diambil setelah Pemkab menerima banyak aduan dari orang tua peserta yang merasa dirugikan karena kegiatan yang seharusnya tertib justru berubah menjadi kekacauan massal.

“Karena ada aduan masyarakat, apalagi banyak yang sudah membayar namun belum bisa mengikuti olimpiade, maka harus ada solusi cepat. Ini tanggung jawab kepada masyarakat yang dirugikan,” tegas Wabup Nurul Azizah.

Dalam pertemuan tersebut, Wabup menegaskan bahwa kericuhan yang terjadi sepenuhnya merupakan kesalahan panitia. Selain pelaksanaan yang kacau, penyelenggara diketahui tidak melakukan koordinasi atau pengurusan izin resmi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro.

“Alasan apapun, penyelenggara tetap salah. Mereka tidak koordinasi dengan Disdik dan Kemenag yang punya fungsi menaungi pendidikan SD maupun MI,” tandasnya.

Dari pendataan awal, diketahui masih ada lebih dari 1.300 peserta yang belum sempat mengikuti olimpiade, padahal masing-masing telah membayar biaya pendaftaran sebesar Rp55 ribu.

Pemkab Bojonegoro memastikan akan memanggil seluruh pihak terkait pada Selasa (9/12/2025) mendatang untuk pertemuan lanjutan. Pertemuan itu bertujuan menentukan penyelesaian masalah secara tuntas, termasuk opsi refund atau penjadwalan ulang kegiatan.

“Tanggung jawab penyelenggara harus jelas. Karena peserta sudah membayar dan haknya belum terpenuhi, maka uang harus dikembalikan atau ada opsi lain yang disepakati,” tegas Wabup.

Diberitakan sebelumnya, olimpiade yang diikuti ribuan peserta itu berubah kacau setelah sesi kelas 1 dan 2 selesai.

Para peserta keluar gedung secara bersamaan melalui satu pintu utama tanpa adanya panitia yang mengatur arus keluar-masuk. Banyak anak panik dan menangis karena tak menemukan orang tuanya, sementara ribuan wali murid memadati area luar gedung, membuat situasi semakin memburuk di tengah lautan manusia.

Editor :