klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dapur MBG Pertama di Sumenep Resmi Beroperasi di Aengdake, Salurkan Makanan Bergizi ke Ribuan Pelajar

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
ILUSTRASI. Dua siswi menunjukkan menu makan bergizi gratis di ruang kelas mereka, bagian dari pelaksanaan Program MBG di Sumenep. (Istimewa/KLIKJATIM.Com)
ILUSTRASI. Dua siswi menunjukkan menu makan bergizi gratis di ruang kelas mereka, bagian dari pelaksanaan Program MBG di Sumenep. (Istimewa/KLIKJATIM.Com)

KLIKJATIM.Com | Sumenep – Setelah lebih dari setengah tahun sejak diluncurkan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akhirnya mulai dijalankan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Inisiatif ini diwujudkan melalui pendirian dapur mandiri pertama di wilayah tersebut, yang berlokasi di lingkungan Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Desa Aengdake, Kecamatan Bluto. Dapur ini menjadi pelopor pelaksanaan MBG secara mandiri di Sumenep.

Eka Putri Kurniasari, selaku Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Aengdake, mengungkapkan bahwa program ini ditujukan untuk peserta didik mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama seperti RA, MI, MTs, hingga SMK juga termasuk dalam daftar penerima manfaat.

Baca Juga : Program Sekolah Rakyat Sumenep Minim Peminat, Baru Lima Siswa Terdaftar
"Di tahap awal, yang menerima makanan bergizi ini adalah siswa dari RA hingga SMA," terang Putri saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (22/7).

Pada fase pertama operasionalnya, dapur MBG Aengdake telah membagikan sekitar 3.000 paket makanan ke 32 sekolah dan madrasah di wilayah tersebut.

"Kami terus melakukan penyempurnaan, terutama dalam sistem distribusi, karena jarak antar lembaga pendidikan cukup berjauhan," imbuhnya.

Putri menekankan bahwa proses penyajian makanan dilakukan secara higienis, dengan mempertimbangkan waktu penyajian dan kandungan nutrisi yang sesuai dengan standar gizi nasional. "Setiap porsi kami susun dengan mengacu pada pedoman gizi seimbang. Komposisinya meliputi nasi, ayam goreng, tahu, sayuran, buah-buahan, dan susu," jelasnya.

Baca Juga : DPRD Sumenep Desak Kejati Jatim Periksa Oknum Kabid Perkimhub Terkait Dugaan Pungli BSPS
Untuk menjaga selera makan anak-anak, menu makanan yang diberikan tidak bersifat monoton. Dapur menyusun menu secara bergiliran agar tetap menggugah selera dan tidak membosankan.

"Kami merancang variasi menu secara berkala supaya anak-anak tetap bersemangat menikmati makanannya. Selain memperhatikan kandungan gizi, kami juga memperhatikan rasa dan tampilan makanan," ujarnya.

Putri menambahkan bahwa dapur tersebut dirancang untuk bisa berkembang menyesuaikan kebutuhan ke depan. Jika jumlah penerima manfaat meningkat, pihaknya siap menambah kapasitas produksi.

"Konsep dapur kami fleksibel. Bila diperlukan, kami siap memperluas daya tampungnya agar semakin banyak siswa yang dapat menikmati manfaat program ini," katanya optimistis.

Baca Juga : Puluhan Tambang Tak Berizin, Pemkab Sumenep Ingatkan Sanksi Pidana
Di sisi lain, KH. Zamzami Sabiq, pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, mengapresiasi keberadaan program MBG yang telah hadir di lingkungannya.

"Program ini sangat baik karena bisa membantu meningkatkan kualitas gizi pelajar. Selain itu, ia membuka peluang kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, apalagi di desa seperti Aengdake ini," tuturnya.

Sebelum dapur di Aengdake ini beroperasi, hanya sekitar 2.965 siswa dari 18 sekolah yang berada di Kecamatan Kota Sumenep yang merasakan manfaat program MBG. Sedangkan siswa dari 26 kecamatan lainnya masih belum tersentuh program serupa.

Baca Juga : Polisi Tangkap Pengedar Sabu di Pragaan Sumenep, 31 Poket Disita dari Dalam Bungkus Rokok
Adapun dapur MBG di Aengdake baru aktif lebih dari enam bulan setelah peluncuran resmi program ini oleh pemerintah pada Februari lalu. (yud) 

Editor :