KLIKJATIM.Com | Ponorogo – Kejadian operasi pasar minyak goreng di Kabupaten Ponorogo, yang berujung terjadinya kerumunan hingga ricuh mengundang perhatian Bupati Sugiri Sancoko. Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Ponorogo tersebut pun turun ke bawah untuk mengetahui kondisi yang terjadi di masyarakat.
Salah satunya dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa toko swalayan dan ritel modern. Tujuannya ingin memastikan terkait ketersediaan atau stok minyak goreng di pasaran.
"Kemarin habis operasi pasar minyak goreng. Antreannya sangat panjang. Tidak hanya di daerah kota, tetapi juga di pinggiran. Banyak yang tidak kebagian," ujar Sugiri, Rabu (23/2/2022).
Dan ternyata, hasil pengecekannya di beberapa pasar modern memang kondisinya stok minim. Seperti di Swalayan Luwes, stok terakhir tinggal 9 karton.
"Itu dalam hitungan jam pasti sudah ludes. Sekali datang tadi 500 karton. Datangnya 2 pekan sekali," tambahnya.
Areal Manager Swalayan Luwes, Eka Srilestari mengatakan bahwa stok minyak goreng memang minim. Pasalnya dari pabrik sendiri tidak ada pengiriman.
"Ya kalau pabrik tidak kirim ya kami tidak jualan. Sekali datang itu 400 sampai 500 karton. Sehari bisa habis 100 karton," katanya.
Artinya, 400 sampai 500 karton habis dalam waktu 4 sampai 5 hari. Dan pengiriman minyak goreng ini baru datang 2 pekan lagi.
Menurutnya, dulu sebelum ada keseragaman harga Rp14 ribu per liter stok sangat aman. Pihak Swalayan Luwes menjual 30 sampai 40 karton per hari.
"Datangnya juga setiap hari. Saat ini order 400 karton, 2 pekan lagi datang," pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya, Pemkab Ponorogo melalui Dinas Perdagangan, Koperasi Dan UMKM (Perdagkum) telah melakukan operasi pasar minyak goreng. Total minyak goreng yang disediakan berjumlah sebanyak 6.000 liter. Dan ribuan liter minyak goreng itu cepat ludes dibeli masyarakat, bahkan sampai berujung ricuh. (nul)
Editor : Fauzy Ahmad-klikjatim.com