klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Jalan Alternatif Ponorogo - Trenggalek Akhirnya Dibuka

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Setelah diprotes warga, penutupan jalur alternatif Ponorogo-Trenggalek dibuka kembali atas perintah camat setempat.
Setelah diprotes warga, penutupan jalur alternatif Ponorogo-Trenggalek dibuka kembali atas perintah camat setempat.

KLIKJATIM.Com | Ponorogo - Penutupan akses jalur alternatif Ponorogo-Trenggalek yang diprotes warga akhirnya dibuka kembali. Pembukaan akses dilakukan setelah dilakukan kajian dan permintaan sejumlah warga untuk membuka jalan penghubung Ponorogo -Trenggelek, di Desa Juruk dengan Desa Bedoho.

[irp]

Sebelumnya jalur tersebut ditutup dengan batu bronjong, sejak awal pekan ini. Penutupan ini membuat warga yang biasanya memanfaatkan jalur tersebut terhambat. Kegiatan perekonomian juga terdampak oleh penutupan itu. Hingga akhirnya jlaur tersebut dibuka oleh Camat bersama Koramil dan Polsek Sooko, Jumat 24 April 2020.

Kepala Desa Juruk, Sukamto saat dikonfirmasi membenarkan jika jalan penghubung Ponorogo-Trenggalek itu sudah dibuka kembali. Penutupan jalur tersebut sebelumnya merupakan instruksi dari pihak Kecamatan. Pihak desa hanya melaksanakan tugas saja. Tujuan penutupan jalur itu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Sebab, di Tulungagung dan Trenggalek kan sudah zona merah.

"Karena diinstruksikan dibuka kembali atas keinginan sejumlah warga, kami tidak keberatan alias mempersilakan saja. Sebab, di satu sisi dibukanya jalan penghubung tersebut memang demi kelancaran lalu lintas," kata Kades Sukamto.

[irp]

Akan tetapi di sisi lain, juga harus dipikirkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19. “Saat ini langkah kami, memperketat warga, khususnya yang akan masuk Desa Juruk, sebagai upaya pencegahan COVID-19,” ungkapnya.

Dia berharap, warga yang bersuara keras menolak penutupan jalur itu dengan aksinya kemarin, juga bisa menjadi garda terdepan kemanusiaan jika terjadi kasus penyebaran COVID-19 di wilayah tersebut akibat dibukanya jalur tersebut.

“Terkait pos pantau, di Sooko sudah ada pos pantau bersama di Suru. Kalau di sini didirikan pos pantau, pihak desa akan kesulitan, selain terkait dana juga para relawannya,” pungkas Kades setempat. (hen)

Editor :