klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Ball Budhi, Olahraga Tradisional Kembali Diminati Masyarakat Sumenep

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
OLAHRAGA. Para pemain Ball Budhi berlaga di turnamen tradisional yang digelar meriah di Kecamatan Kalianget, Sumenep, disaksikan antusiasme penonton dari berbagai kalangan. (dok. M.Hendra.E/KLIKJATIM.Com)
OLAHRAGA. Para pemain Ball Budhi berlaga di turnamen tradisional yang digelar meriah di Kecamatan Kalianget, Sumenep, disaksikan antusiasme penonton dari berbagai kalangan. (dok. M.Hendra.E/KLIKJATIM.Com)

KLIKJATIM.Com | Sumenep - Di tengah maraknya olahraga modern dan dominasi permainan digital yang kian digandrungi generasi muda, beberapa permainan tradisional justru mulai menunjukkan geliat kebangkitan.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Ball Budhi, sebuah permainan khas Nusantara yang kaya akan nilai kebersamaan dan sportivitas.

Meski berasal dari masa lampau, Ball Budhi kini kembali menarik minat masyarakat, terutama kalangan muda dan perempuan.

Permainan ini menawarkan kombinasi antara ketangkasan fisik, kerja sama tim, serta taktik yang cermat. Biasanya dimainkan secara kelompok di lapangan terbuka, permainan ini bukan hanya soal adu kekuatan, melainkan juga menjunjung tinggi nilai etika dan semangat kebersamaan.

Ketua Persatuan Olahraga Ball Budhi Sumenep (POBBS), Syafiudin menegaskan, bahwa kegiatan ini memang sengaja digelar secara rutin agar tetap hidup dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

"Benar mas, kami memang menjadwalkan lomba Ball Budhi tiga kali dalam setahun. Tujuannya supaya anak muda dan para perempuan juga tertarik, sehingga olahraga tradisional ini tetap lestari di tengah arus modernisasi," ujarnya pada Klikjatim, Selasa (27/5).

Lebih dari sekadar permainan, Ball Budhi kini menjadi simbol penting dalam menjaga ikatan sosial serta melestarikan warisan budaya lokal.

Permainan ini menawarkan aktivitas fisik yang menyenangkan sekaligus mempererat hubungan sosial di tengah kehidupan masyarakat yang serba cepat.

Syafiudin pun menjelaskan sedikit mengenai mekanisme permainan tersebut.

"Cara mainnya, bola dilempar ke arah belakang sambil membelakangi lawan. Kalau bola itu masuk ke dalam garis dan tidak berhasil ditangkap oleh lawan, maka pemain dapat poin. Kalau mau lihat langsung, silakan datang ke Kecamatan Kalianget," ajaknya.

Dengan segala keunikannya, Ball Budhi perlahan membuktikan bahwa nilai-nilai tradisi bisa tetap eksis dan diminati, bahkan di era digital sekalipun. (ris)

Editor :