klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

PHE WMO Raih PROPER Emas 2024 Berkat Inovasi Pertanian Berkelanjutan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Sistem pertanian hemat air yang diinisiasi PHE WMO bersama warga (Dok)
Sistem pertanian hemat air yang diinisiasi PHE WMO bersama warga (Dok)

KLIKJATIM.Com | Bangkalan – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) kembali meraih penghargaan PROPER Emas 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan PHE WMO dalam mengimplementasikan program Eco Edufarming, yang tidak hanya mengoptimalkan cadangan air hingga 44 juta meter kubik per tahun, tetapi juga mendorong petani menerapkan sistem pertanian organik dan hemat air.

Melalui program ini, lahan kering di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, kini bisa ditanami berbagai komoditas hortikultura, seperti cabai, tomat, semangka, melon, dan kangkung dengan sistem intensifikasi tanaman satu lubang dua tanaman.

"Setelah mengenal PHE WMO, kami mendapat angin segar. Kami diajari bertani secara organik dan menggunakan teknologi tepat guna," ujar Marnawi, salah satu petani yang terlibat dalam program ini, Selasa (25/2/2025).

Dari Lahan Kritis Menjadi Produktif

PHE WMO mengembangkan Eco Edufarming untuk mengatasi lahan kritis yang minim kandungan bahan organik dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Secara sosial, warga Desa Bandangdaja juga belum memiliki keterampilan pengelolaan sumber daya alam yang optimal, menyebabkan banyak dari mereka memilih merantau daripada bertani di desa.

Selain itu, desa ini memiliki volume limbah kotoran hewan yang tinggi dan ketergantungan pasokan sayur serta buah dari luar pulau. Ketua Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera, Ahmad Marnawi, mengungkapkan bahwa sebelumnya banyak lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan karena kekeringan, dan harga sayur serta buah mahal akibat harus didatangkan dari Jawa.

Tak hanya itu, peternak sapi pun mengalami kesulitan mencari pakan ternak saat musim kemarau, yang berimbas pada kesejahteraan petani dan sektor pendidikan di desa.

Namun, PHE WMO berhasil mengubah kondisi ini. Program Eco Edufarming kini mampu meningkatkan produktivitas 6,7 hektare lahan kering, memanfaatkan 95,8 ton limbah ternak untuk pupuk organik, serta menggunakan 6 ton cocopeat per tahun untuk menghemat air dengan sistem pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna.

Dukungan Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan

Manager WMO Field, M Basuki Rakhmad, menjelaskan bahwa PHE WMO juga memperkenalkan soil nutrient sensor, alat yang membantu petani mengukur kandungan nutrisi penting dalam tanah seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Dengan sensor ini, petani bisa menyesuaikan penggunaan pupuk agar tanaman mendapatkan nutrisi yang optimal, meningkatkan keberhasilan panen hingga 99,3 persen.

Petani juga diperkenalkan dengan metode rain harvesting (penyimpanan air hujan) dan atmosferic harvesting (mengumpulkan air dari kelembaban udara) untuk mengatasi keterbatasan air di musim kemarau.

"Kami melalui Eco Edufarming juga mendiseminasi pengetahuan tentang pembuatan pupuk kompos, pupuk organik cair (POC), mikroorganisme lokal (MOL), silase, serta pengolahan produk pertanian lainnya," kata Basuki.

Saat ini, lebih dari 30 kelompok tani telah mereplikasi program ini, dan lebih dari 140 petani mengakses ilmu pertanian organik. Bahkan, lebih dari 60 sekolah telah melakukan kunjungan studi ke demplot Eco Edufarming.

Dampak Ekonomi: Petani Lebih Sejahtera

Melalui inovasi Machida System, petani kini bisa membudidayakan melon dengan hasil luar biasa—satu pohon melon mampu menghasilkan lebih dari 20 buah, yang secara signifikan meningkatkan pendapatan kelompok tani hingga Rp 156 juta per tahun.

Keberhasilan ini juga diakui secara nasional. Program Eco Edufarming telah mendapatkan penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award, karena mendukung SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) serta SDG 15 (Ekosistem Daratan).

General Manager Zona 11, Zulfikar Akbar, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini.

"Kami bersyukur program ini mendapatkan apresiasi melalui PROPER Emas. Namun, lebih dari itu, kami bahagia karena bisa turut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Dengan berbagai pencapaian ini, PHE WMO tidak hanya berhasil mengelola lingkungan secara berkelanjutan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. (qom)

Editor :