klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Trik Pedagang Elektronik Hitech Mall Surabaya Tarik Pelanggan, Jualan di Halaman Layaknya PKL

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Para pedagang elektronik saat membuka lapaknya jualan di halaman Hotech Mall Surabaya.
Para pedagang elektronik saat membuka lapaknya jualan di halaman Hotech Mall Surabaya.

KLIKJATIM.Com | Surabaya--Pedagang elektronik di Hitech Mall Surabaya harus memutar otak agar tetap laku jualannya. Para pedagang membuka lapak mereka di halaman mall selama pengunjung belum diperbolehkan masuk.

[irp]

Puluhan pedagang elektronik tampak berjajar membuka lapaknya di halaman Hitech Mall Surabaya, Kamis (19/8/2021). Berbagai macam barang eletronik seperti laptop, komputer dan aksesoris eletronik lainnya dipajang agar menarik minat pembeli.

Salah satu tenant, Kharisma Store dan Nemesis Store, Kiki, mengatakan sudah tiga hari membuka lapaknya di halaman mall. Sebab, kebijakan paguyuban pedagang dan pengelola mall masih melarang pembali masuk mall.

Mmasih belum bisa masuk untuk para customer. Kalau untuk karyawan atau yang punya tenant store itu masih bisa masuk, dengan catatan harus wajib punya kartu vaksin," kata Kiki, Kamis (19/8/2021).

Kiki mengatakan, larangan pengunjung masuk mall masih belum diketahui kapan berakhir. "Untuk sementara masih seperti itu. Gak bisa masuk sampai PPKM selesai. Nggak tahu lagi kebijakan dari paguyuban atau Hitech Mall bisa dibuka untuk customer atau enggak," jelasnya.

Meski begitu, lanjut dia, untuk kegiatan servis tetap dilakukan di dalam. Menurutnya, aturan tersebut sangat merugikan pemilik toko. Pasalnya, selain harus mondar-mandir, dari sisi penjualan juga berkurang hingga 50 persen.

"Pasti ada, kerugian waktu sama budget. Biasanya kita penjualan dari 100 persen turun ke 50 persen. Awalnya customer bisa masuk, tanya jawab, sekarang beneran nggak bisa masuk terus ambil produknya dari luar," beber Kiki.

Ia menambahkan, padahal, biasanya ia bisa menjual laptop maupun komputer hingga 8 unit perharinya. "Sekarang satu atau dua kecuali user langganan," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pemilik servis printer, Priyanto. Bahkan, ia mengaku jika omzetnya turun drastis lantaran tidak ada pengunjung. "Kita janjian dulu sama customer langganan. Kalau gak langganan gak bisa. Kalau di dalam posisinya kan bisa nyaring meskipun gak langganan. Kalau ini ya terpaksa yang berlangganan aja. WA dulu, janjian langsung dibawa masuk sama tenan, dikonfirmasi kerusakan," katanya.

Pria yang sudah sejak 2008 membuka toko di Hitech Mall itu mengaku, bahwa ia merasa khawatir tidak bisa menggaji kedua karyawannya. "Tapi kalau lama-lama kaya gitu kan ya gak kerja. Nggaji tetap jalan tapi pemasukan berkurang. Buat tokonya cuman yang tidak bayar kan listriknya aja, karena gak jalan," tandasnya.

Sementara itu, Ketua paguyuban pedagang THR IT Mall Rudi Abdullah mengatakan, pihaknya cukup kerepotan dengan aturan pengunjung yang dilarang masuk mall. Padahal, di tempat perbelanjaan lain diberi izin.

"Pengunjung boleh masuk tapi harus pakai prokes, pakai barcode, aplikasi, peduli lindungi itu. Nah sementara 24 mall itu kemarin saya diskusi sama pemkot dan disperindag ternyata yang milih 24 mall itu bukan dari Disperindag Surabaya tapi sudah ditunjuk dari Jakarta," ungkap Rudi.

Ia mengaku tidak bisa berbuat lebih hingga ada uluran tangan dari Pemkot Surabaya untuk membantu. Rudi mengatakan, uji coba berjualan di halaman mall sudah berjalan 3 hari, namun para pedagang juga mengaku masih sepi penjualan.

"Jadi saya minta kepada pemerintah sesegera mungkin untuk bisa dibuka kembali Mall ini karena Mall ini sudah 25 persen pengunjugnya, tenan hanya 300 toko yg buka, dulu 1200. Dibanding dengan Mall lain kita jumlahnya sedikit 300 toko, 250 pedagang. Dan karyawan itu sudah 90 persen divaksin dua kali. Sehingga kalau kita ngikutin protokol ya kita punya satgas yg dibentuk pemkot, linmas nah itu kita bisa memperketat masalha protokol. Cuman kebijakan untuk pengunjung yg ndak boleh masuk itu yg kita sekarang keberatan," harapnya.

"Soalnya semua produk disini hampir sama, sehingga nanti royokan orang. Kalau nggak turun dia nggak kebagian customer," imbuhnya.(mkr)

Editor :