KLIKJATIM.Com | Surabaya--Partisipasi politik warga Kota Surabaya sangat memprihatinkan. Dalam gelaran pemilihan wali kota (pilwali) 2020 saja, hanya 53 persen.
[irp]
Komisioner KPU Jatim Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Gogot Cahyo Baskoro mengungkapkan, partisipasi pemilih di 19 kabupaten/kota di Jatim pada Pilkada Serentak 2020 rata-rata mencapai 70,58 persen. Sedangkan pada Pilkada 2015 hanya 63,65 persen saja.
Ia menjelaskan, dari 19 daerah di Jatim yang melaksanakan Pilkada 2020, Kota Surabaya yang paling rendah partisipasi pemilihnya, yakni 53 persen. "Surabaya memang terendah, partisipasi pemilih di 19 daerah di Jatim secara umum lumayan bagus dibandingkan Pilkada 2015 63,95 persen," ungkap Gogot, Sabtu (12/12/2020).
Rendahnya partisipasi pemilih di Surabaya rupanya juga bukan kali ini saja. Dikatakan Gogot, pada Pilkada 2015 Surabaya juga paling rendah dengan prosentase 52,17 persen. Padahal, daerah lain rata-rata mencapai 70 persen.
Lebih lanjut, Gogot memaparkan, Kabupaten Tuban tahun ini paling tinggi partisipasi pemilihnya yakni dari 51,91 persen pada Pilkada Serentak 2015 menjadi 77,60 persen. Bahkan, Tuban juga masuk dalam 5 daerah dengan partisipasi pemilih melampaui target nasional.
Selain itu, partisipasi pemilih tertinggi juga ada di Lamongan dengan 77,9 persen, Gresik 78,5 persen, Kabupaten Mojokerto 78 persen, dan Kota Blitar 79,2 persen.
Sedangkan 3 daerah di Jatim yang mengalami penurunan partisipasi pemilih adalah Trenggalek minus 0,23 persen, Kabupaten Malang minus 0,38 persen, dan Kota Pasuruan minus 3,11 persen.
Sebagai informasi, data-data tersebut berasal dari Bakesbangpol setempat. Dan data resmi masih menunggu hasil rekapitulasi di tiap kabupaten/kota.
Sementara KPU RI sendiri pada Pilkada Serentak 2020 ini mentargetkan angka parmas mencapai 77,5 persen. Sedangkan KPU Jatim belum mencapai target, yakni hanya 70,58 persen saja. (mkr)
Editor : Redaksi