KLIKJATIM.Com | Sumenep - Memasuki hari ketiga setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sejumlah warga di Pulau Sepudi masih belum merasakan distribusi bantuan.
Kondisi paling mencolok terlihat di Desa Prambanan, kawasan timur Sepudi, yang menjadi salah satu titik terdampak paling parah. Hingga Jumat (3/10/2025), masyarakat setempat tetap bertahan tanpa dukungan logistik maupun kebutuhan pokok.
Kepala Dusun Prambanan, Seng’an, mengaku hanya dimintai pendataan korban tanpa adanya tindak lanjut berupa penyaluran bantuan.
“Belum ada (bantuan, red) sampai sekarang. Belum,” ungkap Seng’an saat diwawancarai wartawan, Jumat (3/10).
Ia menyayangkan lambatnya distribusi tersebut, mengingat beberapa rumah di dusunnya roboh total akibat guncangan gempa.
Kepala Desa Prambanan, Mariani, menjelaskan bahwa seluruh data korban sebenarnya sudah selesai sejak awal. Namun ketika diserahkan ke pihak kecamatan, data itu kembali diminta diperbaiki dengan tambahan keterangan berupa nama, alamat, kartu keluarga, serta dokumentasi kerusakan.
“Data sudah kami lengkapi sejak awal, tapi tetap diminta perbaiki lagi. Sementara bantuan belum ada yang turun,” kata Mariani.
Mariani menegaskan, hingga kini tak ada satu pun warga yang menerima bantuan. Ia meminta seluruh kepala dusun tetap melapor jika warganya mulai mendapatkan distribusi, namun laporan itu belum muncul sama sekali.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep mencatat, kerusakan di Desa Prambanan cukup signifikan. Laporan sementara menunjukkan 130 rumah mengalami rusak ringan, 133 rusak sedang, 101 rusak berat, dan 10 rusak sangat berat.
Selain itu terdapat 10 tempat ibadah rusak ringan, 9 rusak sedang, dan 3 rusak berat. Sementara sarana pendidikan yang terdampak meliputi 4 unit rusak ringan, 2 rusak sedang, dan 1 rusak berat. Tercatat pula 2 fasilitas umum dengan kerusakan ringan. Total keseluruhan mencapai 406 unit bangunan.
Kepala BPBD Sumenep, Achmad Laili Maulidy, menyampaikan bahwa proses asesmen masih berlangsung sehingga distribusi bantuan belum bisa dilakukan secara penuh.
“Hampir semua memang bantuannya belum tersalurkan, sebab masih kami data. Hanya sebagian yang sudah disalurkan,” jelas Laili saat dikonfirmasi Klikjatim.
Ia menambahkan, terdapat ketidaksesuaian antara laporan awal dengan kondisi nyata di lapangan, sehingga validasi ulang diperlukan.
“Ini data sementara. Ada rumah dilaporkan rusak berat ternyata hanya ringan, bahkan sebaliknya. Karena itu harus dilakukan asesmen agar kerusakan yang sebenarnya benar-benar teridentifikasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo meminta warga terdampak tidak panik dengan keterlambatan penyaluran bantuan. Ia menegaskan, bahwa pemerintah masih berfokus pada tahap pendataan.
“Kami imbau masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi agar bersabar, semuanya masih dilakukan pendataan,” ucap Bupati Fauzi.
Menurutnya, bantuan akan mulai diberikan setelah pendataan selesai pada pekan depan, baik secara langsung kepada masyarakat maupun melalui perangkat desa.
“Jadi itu bertahap, mulai yang rusak ringan, berat, atau sangat parah. Kami juga dibantu nanti oleh TNI/Polri,” tambahnya.
Bupati Fauzi menekankan, prioritas utama saat ini adalah bantuan darurat dan stimulan, sedangkan perbaikan kerusakan besar akan menyusul.
“Ini baru hari ketiga sejak gempa. Tim masih bergerak dan kita terus percepat pendataan. Langkah pertama kemarin sudah ada bantuan awal, berikutnya akan berlanjut,” tandas Bupati Fauzi. (ris)
Editor : Hendra