klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Puluhan Desa di Sampang Terdampak Kekeringan, 77 Desa Alami Krisis Air Bersih

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
KRITIS AIR : 95 desa di 14 kecamatan Kabupaten Sampang terdampak kekeringan. 77 desa diantaranya sudah masuk kategori kritis. (Fadil/Klikjatim.com)
KRITIS AIR : 95 desa di 14 kecamatan Kabupaten Sampang terdampak kekeringan. 77 desa diantaranya sudah masuk kategori kritis. (Fadil/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Sampang – Musim kemarau tahun ini telah memicu krisis air bersih di Kabupaten Sampang, memaksa ribuan warga berjuang keras untuk mendapatkan air. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sebanyak 95 desa di 14 kecamatan kini terdampak kekeringan, dengan 77 desa di antaranya berada dalam kategori kritis.

Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Candra Ramadhani Amin, menjelaskan bahwa kondisi ini membuat warga harus berjalan lebih dari tiga kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih.

"Untuk kategori kritis ada 77 desa di 10 kecamatan. Selain itu, ada 6 desa di 2 kecamatan yang masuk kategori langka, dan 12 desa di 3 kecamatan masuk kategori langka terbatas," jelas Candra pada Rabu (27/8/2025).

Baca Juga : Cabang Dinas Pendidikan Sampang Jamin Pelayanan Pembelajaran di Sekolah Maksimal
Sebagai langkah penanganan darurat, BPBD Sampang telah mengajukan permohonan anggaran sebesar Rp150 juta kepada pemerintah daerah. Anggaran ini rencananya akan digunakan untuk operasi dropping air, sebuah langkah yang dianggap sangat mendesak untuk membantu warga yang kesulitan.

"Dropping air sangat penting dilakukan, karena masyarakat benar-benar kesulitan," terang Candra.

Ia juga mengimbau warga untuk tetap mengoptimalkan sumber air yang ada sambil menunggu bantuan distribusi.

Baca Juga : Tinjau Program PKK, Arumi Bachsin Ajak PKK Sampang Bersinergi dengan OPD
Dengan status siaga darurat kekeringan, BPBD Sampang berharap krisis air bersih ini dapat segera teratasi, terutama bagi puluhan ribu jiwa yang tinggal di 77 desa yang masuk kategori kritis. (yud) 

Editor :