klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Hapus Label Daerah Tertinggal, Karya Rupa Sampang Optimistis Tembus Pasar Dunia

avatar fadil
  • URL berhasil dicopy
SINERGI: PWI, Dispusip dan KPS melakukan diskusi kesenian untuk menguatkan pengetahuan dan budaya di Sampang. (Ist)
SINERGI: PWI, Dispusip dan KPS melakukan diskusi kesenian untuk menguatkan pengetahuan dan budaya di Sampang. (Ist)

 

KLIKJATIM.Com | Sampang – Sebanyak 17 seniman yang tergabung dalam Komunitas Perupa Sampang (KPS) menggelar pameran seni rupa bertajuk “Waspada! Kilas Balik Tujuh”.

Kegiatan yang dikemas dalam konsep ngobrol santai ini menjadi ruang refleksi perjalanan KPS yang tetap konsisten menjaga eksistensi seni di tengah tantangan zaman hingga tahun 2025.

Ketua KPS, Hairil Alwan, mengungkapkan bahwa pameran ini merupakan titik balik sekaligus ajang evaluasi setelah tujuh tahun perjalanan komunitas tersebut. Meski KPS secara formal baru mengukuhkan nama belakangan ini, pergerakan seniman perupa di Sampang sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2003.

“Perjalanan kami cukup panjang. Respons yang kami terima awalnya sangat kecil, tapi itu tidak mematahkan semangat. Alhamdulillah, hingga 2025 kami masih eksis dan terus berjalan,” ujar Hairil saat ditemui di lokasi pameran, Minggu (28/12/2025).

KPS mengusung mimpi besar untuk menghapus stigma daerah tertinggal yang sempat melekat pada Kabupaten Sampang melalui jalur seni. Mereka bertekad membawa karya-karya lokal ke kancah nasional hingga internasional.

“Kami ingin seni rupa Sampang bisa terbaca sampai luar negeri. Slogan yang selalu kami bawa adalah Dari Sampang, oleh KPS, untuk Indonesia,” tegas Hairil.

Dukungan penuh datang dari Pemerintah Kabupaten Sampang melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip). Plt Kepala Dispursip Sampang, Siti Chairijah, menilai pameran seni di lingkungan perpustakaan merupakan bentuk literasi visual yang sangat kuat.

“Seniman mengeksplorasi potensi Sampang lewat ide kreatif. Jika Bangkalan punya tokoh Ke' Lesap dan Pamekasan punya Sakera, maka seniman Sampang diharapkan mampu mengangkat sisi heroik daerah ini melalui karya mereka,” tutur perempuan yang akrab disapa Qori tersebut.

Qori juga memberikan filosofi unik terkait tema pameran. Menurutnya, angka tujuh jika dibalik menyerupai huruf ‘L’ yang berarti Lanjut. Angka tujuh juga dianggap sebagai simbol tongkat untuk terus melangkah maju.

Apresiasi juga datang dari Ketua PWI Sampang, Hanggara Pratama Syahputra. Ia menilai KPS berhasil menjadikan seni rupa sebagai medium kritik dan refleksi sosial yang tajam.

“Tema ‘Waspada!’ adalah seruan moral agar kita lebih peka terhadap realitas sosial. Seni rupa berbicara tanpa kata, sementara jurnalisme menyampaikan fakta dengan kata. Keduanya saling melengkapi dalam membangun peradaban yang kritis,” jelas Hanggara.

Hanggara berharap pameran ini memicu dialog sehat antara seniman, masyarakat, dan media. “Karya-karya ini bukan sekadar visual, tapi pemantik kesadaran kolektif,” pungkasnya.

Editor :