KLIKJATIM.Com | Jakarta - Sejumlah strategi saat ini disiapkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk memenuhi target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bopd) pada 2030 mendatang. Hingga September 2020 produksi minya baru tercapai 710,2 ribu bopd dan liftingnya 706,2 ribu bopd.
[irp]
Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas, Wahju W menjelaskan, ada sejumlah tahapan untuk mencapai target tersebut. Dia bilang, produksi minyak terakhir kali naik pada 2016, setelah itu produksi terus turun. Menurutnya, tahun depan produksi minyak akan datar atau flat. Dia menuturkan, itu adalah karakter dari industri migas yang tidak bisa langsung tumbuh.
"Mulai dari tahun 2016 di mana kita terakhir produksi naik. Setelah itu kita turun terus 4 tahun ke belakang biasanya turun 5%, 40 ribu-50 ribu per tahun itu turun. Nah, mulai tahun depan insyaallah kita mulai flat jadi kita nggak bisa langsung naik karena industri migas bukan seperti semacam bikin roti kalau kita bikin langsung bisa di-double," katanya dalam teleconference, Rabu (4/11/2020).
Dikatakannya, produksi minyak dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun akan flat. Produksi minyak akan terlihat signifikan pada 2025. "Mulai tahun 2025 di situ kita mulai kelihatan naik secara signifikan itu dari planning, planning seperti itu sudah kita tes dengan meminta segala macam informasi dari KKKS yang nanti melaksanakannya. Jadi berapa cadangan yang harus ditemukan segala macam, SKK Migas menargetkan setiap tahun kalau bisa RRR (reserve replacement ratio) 100%," ujarnya.
Dikatakan, 1 juta bopd ini nantinya 70�rasal dari produksi yang ada saat ini. Kemudian, 30�rasal dari penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan sisanya ekplorasi. "Di tambah dari EOR dengan teknologi baru dalam hal ini yang terbesar dari Rokan sekitar 15%, 15%-nya itu dari eksplorasi," terangnya. (hen)
Editor : Wahyudi