klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Tantang Santri Kelola Kekayaan Indonesia

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat silaturahim dan temu tokoh kebangsaan di Pondok Pesantren Sunnanul Muhtadin Desa Kertosono, Sidayu, Gresik (Faiz/klikjatim.com)
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat silaturahim dan temu tokoh kebangsaan di Pondok Pesantren Sunnanul Muhtadin Desa Kertosono, Sidayu, Gresik (Faiz/klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Gresik -  Hari Santri menjadi pengingat semangat kebangsaan yang lahir dari ulama atau kiai. Semangat yang telah teruji dalam mempertahankan kemerdekaan.

"Semangat ini akan relevan hingga akhir jaman, dan untuk saat ini sebagai motivasi untuk berusaha dan bekerja keras dalam mengisi pembangunan,” kata  Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam acara silaturahim dan temu tokoh kebangsaan sekaligus sosialisasi 4 pilar, Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika di Gresik, Jumat malam (16/10/2020).

[irp]

Di saat kemerdekaan masih seumur jagung, para kiai mewajibkan umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Ini ditandai dengan lahirnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang dipimpin Rais Akbar NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Santri pada 22 Oktober. Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, peringatan Hari Santri saat ini sebagai pelecut dalam mengisi kemerdekaan. Ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan Indonesia dengan segala kakayaaannya. 

Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) ini mengungkapkan kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat beragam. Semuanya menjadi potensi besar yang bisa menjadi modal untuk memakmurkan rakyat Indonesia.

“Kita mempunyai berbagai macam jenis hasil tambang yang ada di darat dan laut. Kita juga mempunyai hasil hutan, perkebunan, dan ladang yang melimpah,” jelas mantan Aktifis PMII yang lulus S2 dari Istitut Ilmu AL Quran (IIQ) ini.  

Lebih lanjut Gus Jazil sapaan akrabnya, kekayaan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan Talaud hingga Rote  ini  perlu untuk dieksplorasi dan dieksploitasi. “Meski demikian harus memperhatikan unsur keberlanjutan,” tegasnya. 

Hasil bumi dan air yang ada, lanjut Gus Jazil, seperti yang ada dalam UUD NRI Tahun 1945 harus digunakan untuk kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara. Tugas umat Islam khususnya para santri untuk mengelola dengan usaha dan kerja keras bagi kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara.

“Ini yang harus kita lakukan. Semangatnya sama dengan bagaimana ummat Islam dan para santri pada tahun 1945 mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” sambung pria alumni Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum, Gresik. Mantan aktivis PMII itu juga mengingatkan agar kita juga terus dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perpaduan antara urusan dunia dan akhirat inilah yang membuat Jazilul Fawaid yakin bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kaya raya, adil makmur, dan diridhoi oleh Allah SWT. 

 “Menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghofur. Negeri yang diberkati oleh Allah, rakyat dalam suasana adil dan makmur,” tutup Jazil. (rtn)

Editor :