KLIKJATIM.Com | Sumenep – Festival Jaran Serek 2025 kembali digelar meriah di depan Labang Mesem Keraton Sumenep, Senin (5/5/2025), menampilkan 75 ekor kuda yang mempersembahkan ragam atraksi budaya khas Madura.
Lebih dari sekadar perayaan tradisi, festival ini menjadi momentum penting untuk melestarikan warisan leluhur sekaligus menggerakkan roda ekonomi rakyat melalui sektor kreatif.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa Jaran Serek merupakan kekayaan budaya yang memiliki nilai historis tinggi dan perlu terus dijaga di tengah arus modernisasi.
“Jaran Serek adalah warisan leluhur masyarakat Sumenep yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Menurut Bupati, pelestarian budaya harus menjadi gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat, khususnya para pecinta Jaran Serek. Ia berharap festival ini dapat menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat dan generasi muda untuk mengenal kekayaan budaya lokal. Kami ingin warisan ini tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman,” tegasnya.
Festival Jaran Serek 2025 juga memberikan dampak ekonomi signifikan. Kegiatan ini menjadi ajang bagi Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) dan pelaku UMKM untuk meningkatkan pendapatan melalui produk ekonomi kreatif.
“Festival seperti ini harus dikelola secara profesional karena berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat identitas budaya lokal,” tambahnya.
Baca juga: Puluhan Tahun Rusak, Jalan Desa di Sumenep Tak Tersentuh PerbaikanTahun ini, festival menampilkan berbagai pertunjukan tradisional seperti tarian, musik tongtong, dan saronen, yang semuanya berpadu dalam kemeriahan Jaran Serek. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, dengan jumlah kuda yang tampil melampaui target awal sebanyak 60 ekor menjadi 75 ekor.
Bupati Fauzi juga mengajak para pemilik Jaran Serek untuk terus berinovasi agar pertunjukan tetap menarik dan sesuai perkembangan zaman, tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya.
“Selera budaya masyarakat terus berkembang. Karena itu, pertunjukan harus lebih kreatif namun tetap berakar pada tradisi. Pemerintah siap mendukung upaya ini sebagai bagian dari pembangunan kebudayaan yang produktif,” tandasnya.
Ia juga menekankan pentingnya regenerasi budaya. Festival ini, menurutnya, adalah bukti bahwa budaya bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga aset masa depan yang mampu membentuk karakter bangsa dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tanpa keterlibatan generasi muda, kekayaan budaya ini bisa hilang perlahan. Kita semua punya tanggung jawab menjaga dan mengembangkan potensi lokal ini,” pungkasnya. (M.Hendra/qom)
Editor : Redaksi