KLIKJATIM.Com | Jombang – Setelah minyak goreng, kini harga tahu dan tempe berpotensi akan menyusul naik. Hal itu dikarenakan harga kedelai sebagai bahan dasar tahu tempe sudah ada kenaikan.
Misalnya di Jombang, harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp10.800 per kilo, Kamis (17/2/2022).
Salah satu produsen Tempe di Desa Kepuhkembeng Peterongan, Zusnik Aditya mengaku dirinya mulai khawatir jika harga kedelai mulai merambat naik. Pria yang akrab dipanggil Adi ini menjelaskan kenaikan harga kedelai dirasa naik mulai bulan Februari.
“Akhir tahun kemarin masih Rp10 ribu perkilo, (sekarang) merangkak naik terus sampai kemarin saya belanja bahan sudah Rp10.200. Hari ini naik lagi Rp10.800,” jelas pria berusia 34 tahun ini.
Menurutnya, kenaikan yang terjadi hanya berjarak beberapa jam. “Jadi kalau udah naik gini, sehari bisa naik 2 kali. Gak tentu, pagi segini, nanti siang sudah beda harga,” tambahnya.
Pria yang juga petani anggur tersebut menjelaskan, penyebab kenaikan harga komoditi kedelai yang terjadi setiap tahun ditengarai oleh pengaruh cuaca dan gagal panen.
“Mereka kan sudah punya standar harga, jadi tidak akan dikirim ke Indonesia dengan harga di luar standar yang ditentukan oleh mereka,” katanya.
Adi juga berharap pemerintah pusat segera melahirkan kebijakan yang dirasa bisa mengatur harga kedelai yang sering kali naik di awal tahun. Sehingga tidak sampai terjadi kenaikan harga yang signifikan pada komoditi kedelai, yang dirasa sangat memberatkan para produsen tempe. Karena tempe adalah makanan yang sangat kental dan khas dilidah orang Indonesia, serta menjadi kebutuhan sehari-hari.
“Ya kita berharaplah, pemerintah bisa mengatur harganya. Jangan sampai Ketika harga naik banyak pengrajin tahu dan tempe gulung tikar seperti yang terjadi beberapa waktu lalu kan pernah,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang, Hari Oetomo saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera melakukan monitoring terkait kenaikan harga kedelai. “Kami harus memantau dan monitoring terlebih dahulu sebelum ke TPID,” jelasnya.
Hari melanjutkan, pihaknya akan mengakomodir dan membahasnya bersama tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jombang sebagai langkah antisipasi. “Antisipasinya ya hari ini akan dilakukan akomodir, yang nantinya akan disampaikan ke TPID yang diketuai oleh Pak Sekda. Jika mungkin dikumpulkan tim itu untuk mengetahui apa penyebab kenaikan itu, dari produksinya atau distribusinya,” pungkasnya. (nul)
Editor : May Aini L.A