klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Intel Gadungan Didor Polisi Karena Rampas Motor Warga

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Anak Agung Ngurah Aryabawa (47), warga Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya tersangka perampasan motor mengaku intel Polda Jatim
Anak Agung Ngurah Aryabawa (47), warga Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya tersangka perampasan motor mengaku intel Polda Jatim

KLIKJATIM.Com | Pasuruan - Kaki Anak Agung Ngurah Aryabawa (47), warga Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya terpaksa ditembak anggota Satreskrim Polres Pasuruan. Itu dilakukan karena resedivis kasus penipuan ini mengaku intel Polda Jatim untuk merampas sepeda motor milik warga Grati.

[irp]

"Tersangka kami tangkap karena terlibat dalam perampasan motor di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Saat beraksi, ia mengaku sebagai intel Polda Jatim," kata Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Arman.

Dijelaskan, gertakan sebagai anggota intel bertujuan agar korban bersedia menyerahkan motornya. Dia, mengancam dengan menggunakan senjata senapan. Karena ketakutan, korban langsung menyerahkan motornya.

"Tersangka merupakan resedivis. Ia beraksi merampas motor pada 30 Agustus lalu. Saat itu, tersangka mendatangi Wisma Bu Sri yang terletak di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati sekitar pukul 16.30. Di sana ia melihat ada motor Honda Beat nopol N 3882 VW sedang parkir," imbuh kapolres.

Kemudian, kata dia, tersangka tanpa izin pemiliknya, ia langsung menaiki motor itu. Ternyata hal ini diketahui pemilik motor, Muchlason, 45, warga Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan yang langsung mendatangi tersangka.

Karena aksinya ketahuan, ia langsung mengaku sebagai intel Polda dan ingin meminjam motor tersebut. Namun korban menolak.

Tersangka langsung mengeluarkan senjata senapan dan mengancam korban. Karena ketakutan, korban langsung melepaskan motornya pada tersangka.

Motor itu lantas dijual tersangka dengan harga Rp 4.500.000. Uang ini langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan berfoya foya. Syukur ia berhasil dibekuk pada Oktober lalu saat berada di Surabaya.

“Saat hendak ditangkap oleh petugas, tersangka sempat melawan. Kami terpaksa melumpuhkan nya dengan menembak kaki bagian kiri. Untuk senapan nya itu adalah korek. Pengakuannya ini yang pertama kali untuk perampasan dengan modus mengaku intel Polda,”ungkap Arman.

Di hadapan awak media, Anak Agung mengaku aksi ini baru yang pertama kali. Alasannya karena faktor ekonomi. Senjata senapan itu hanya mainan. Dibeli di Taman Bungkul, Kota Surabaya. “Baru pertama. Ya karena gelap mata. Butuh uang makanya nekat mengaku intel Polda,” jelasnya.(ris) 

Editor :