GRESIK - Sebagai salah satu bentuk pengabdian untuk negeri, PT Petrokimia Gresik (PG) yang merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) turut memberikan sentuhan kepada generasi bangsa. Kali ini, PG ikut berupaya mengembangkan ide-ide kreatif di kalangan milenial dan mahasiswa.
Di Semarang, Jawa Tengah, PG menggelar kelas kreatif yang diikuti sebanyak 350 anak muda, Sabtu (06/04/2019). Mereka berasal dari dua kampus kota setempat, yaitu Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).
Manager Humas PG, Muhammad Ihwan mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Goes to Campus (BGTC). Hal ini sebagai wujud kehadiran BUMN untuk negeri, yang bertepatan juga dalam rangka peringatan HUT Kementerian BUMN ke 21.
“Jadi Kementerian BUMN melihat besarnya potensi generasi milenial dalam bidang industri kreatif, sehingga perlu menggelar program kelas kreatif yang dikemas secara ringan dan berbobot sebagai bentuk kontribusi perusahaan BUMN dalam mengembangkan potensi anak muda di berbagai daerah,” terang Ihwan di kantornya.
[irp]
Di kampus Udip, agenda kelas kreatif yang digelar bertemakan 'Kopi Gak Pakai Tapi' dengan narasumber Adik Yusub, roaster dari Robbery Coffee serta Barista Jendela Coffee Brewers.
Sedangkan di Udinus, kelas kreatif mengambil tema 'Creative Day: Millenial Start Your Creative Moment' dan membuka lima kelas. Antara lain kelas kopi, kelas cokelat, kelas florist, kelas enceng gondok, dan kelas mangrove.
Adapun narasumbernya adalah Faried Sudrajat Headbar Semasa Kopi, Fenya Manager Gallerys Chocolate, Tenty Setyowati pemilik COFRE (Coup De Foundre), Team Bengok Craft, dan Cahyadi Adi pemilik Batik Mangrove.
"Narasumber adalah pelaku usaha industri kreatif yang berpengalaman dan sangat berkompeten. Mereka hadir untuk berbagi kisah sukses, motivasi, serta tips dan trik dalam menjalankan usaha kreatif,” tambahnya.
[irp]
Menurut Ihwan, dalam pengembangan industri kreatif berbasis potensi daerah, harus diikuti dengan pengasahan kreatifitas sejak dini. Hal ini menjadi sangat penting, karena ekonomi kreatif merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Potensi besar ini harus dimaksimalkan agar perekonomian daerah berjalan, membuka lapangan kerja dan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,” pungkasnya.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Udinus, Tyas Catur Pramudi mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung program BGTC tersebut. Pasalnya, dapat memberikan kesempatan, pengetahuan, serta keterampilan kepada anak muda. Terlebih mahasiswa Udinus untuk berani dan mau terjun ke industri kreatif.
“Melalui Kelas Kreatif ini generasi milenial Jawa Tengah siap bersaing baik secara lokal maupun nasional,” imbuhnya. (nul/*)
Editor : Redaksi