Oleh A Fajar Yulianto
Direktur YLBH Fajar Trilaksana
Soempah Pemoeda
Kesatoe : “Kami poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe tanah air Indonesia”
Kedua : “Kami poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe Berbangsa yang satoe bangsa Indonesia”
Ketiga : “Kami poetra dan poetri Indonesia Menjoenjoeng Bahasa persatoean Bahasa Indonesia”.
Ikrar sumpah pemuda tersebut lahir dibidani oleh para pemuda pada era dan zamanya sejak 1926 sampai 1928, rumusan tersebut berangkat dari sebuah visi misi yang sama untuk melepaskan diri dari kekangan penjajah dan menggalang persatuan kesatuan para pemuda dalam mengejar kemerdekaan bangsa.
Para Pemuda dalam menggagas visi misi tersebut perlu perjalanan Panjang mulai pembahasan di forum Kongres Pemuda I dalam scala nasional di bulan Mei 1926, kemudian di susul Kongres Pemuda II pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928, ada beberapa pembahasan mulai soal Sejarah, adat istiadat, Pendidikan, hukum dan persatuan kesatuan rakyat Indonesia hingga pembahasan yang dapat diperas sesuai semangat persatuan dalam kontek mengobarkan demokrasi dan jiwa nasionalisme.
Sehingga lahirlah 3 (tiga) ikrar Sumpah Pemuda Tersebut.
Saat ini 95 tahun Ikrar Sumpah pemuda Indonesia tersebut telah terpampang di tempat tempat Sejarah dan tergaungkan di momen moment tertentu khususnya dalam rangka menggaungkan rasa solidaritas, persaudaraan sedarah, sebangsa dan berbahasa Indonesia.
Sekarang tantangan berat, dalam suasana kebatinan Politik bangsa Indonesia menghadapi pemilu 2024 yang penuh dengan dinamika. Telah muncul 3 (tiga) Bakal calon dalam PILPRES 2024, lalu lintas kabar /berita di berbagai media social dari yang mengaku seolah olang sebagai para relawan, simpatisan dan Pendukung saling serang, saling menyalahkan, menghasut, saling melakukan pembenaran, sampai menyebarkan sebuah asumsi asumsi yang dikemas dalam argumentasi secara rapi sehingga dapat mempengaruhi public akan kebenaran asumsi tersebut, ini sangatlah membahayakan dan mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karenanya dalam moment Sumpah Pemuda ini, mari kira saling mengingatkan pada diri kita sebagai sesame anak bangsa, bahwa kita adalah satu darah, persaudaraan, minum air dari sumber tanah yang sama tanah Indonesia dengan prilaku persatuan kegotong royongan sebagai salah satu identitas bangsa ini yang tidak ada di negara lain. Konsep Sumpah Pemuda sudah seharusnya terintegrasi dengan nilai nilai Pancasila agar timbul persatuan dengan adab dan ilmu demokrasi yang diajarkan oleh para founding father Bangsa.
Sudah seharusnya jiwa nasionalisme dalam kondisi politik saat ini yang rawan perpecahan persatuan dan kesaatuan bangsa harus kembalikan pada adab bangsa kita Indonesia yang terkenal nilai Budi luhur luhuring budi, gotong royong, senasib seperjuangan, jangan sampai sebuah perbedaan pendapat dan pilihan senjadi sumber konflik berkepanjangan hingga perpecahan.
Harapan kita tentu para politikus harusnya tetap memberikan tontonan dan tampilan demokrasi yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan dengan penerapan adab berprilaku politik & pemahaman Ilmu demokrasi yang selalu menghargai jangan merendahkan yang lain, menghormati perbedaan hindari fitnah, dan jangan menyebar berita bohong / hoax serta menyebar kebencian sesama anak bangsa ini, karena kita adalah satu dan kita adalah Indonesia. (*)