klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Dicap Sebagai Pendukung MA, Korban Kebakaran Tambak Asri Tak Mendapat Bantuan Bedah Rumah

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Miskan saat dtemui di rumahnya. shohibul anwar/klikjatim.com
Miskan saat dtemui di rumahnya. shohibul anwar/klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Surabaya - Miskan (57), warga Kelurahan Morokrembangan, Surabaya ini hanya bisa meneteskan air mata saat menceritakan detik-detik rumahnya ludes dilalap si jago merah pada 24 Juli 2020 lalu.  Kesedihannya bertambah lantaran bantuan yang diterima tak seperti korban lainnya. Rumor yang berkembang, Miskan dicap sebagai pendukung calon wali kota Mahfud Arifin. Sehinga tak mendapat bantuan pembangunan Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni).

[irp]

Peristiwa kebakaran itu menelan korban enam kepala keluarga. Hanya empat orang saja yang mendapat bantuan pembangunan Rutilahu dari pemerintah kota. Sedangkan Miskan dan satu korban lagi, Misdi, tidak mendapatkan bantuan tersebut.

"Saya hanya bisa berdo'a. Kenapa semuanya dapat, tapi saya dan pak Misdi tidak dapat. Salah saya apa," ujar Miskan saat ditemui klikjatim.com di kediamannya, Selasa (20/10/2020).

Miskan mengungkapkan, setelah mengkonfirmasi ke pihak RT dan RW setempat, rupanya surat yang diajukan untuk mendapat bantuan itu tidak ditandatangani oleh Kepala Kelurahan Morokrembangan. Alasannya, Miskan dan Misdi dianggap sebagai orang mampu sehingga tidak pantas mendapatkan bantuan.

"Saya dianggap orang kaya sama Bu Lurah (Morokrembangan). Padahal saya hanya kerja di TKBM (tenaga kerja bongkar muat). Sebulan hanya sekali kerja karena pandemi," jelasnya.

Alasan lain, pihak kelurahan menilai jika rumah milik Miskan dan Misdi yang terbakar itu juga dikontrakkan. Sehingga, keduanya dianggap sudah mampu tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.

"Alasannya Bu Lurah saya orang kaya, rumah dikontrakkan, makanya tidak dapat. Padahal itu rumah mertua saya. Mertua saya punya anak tujuh, dan hasil bayaran kontrakan itu dibagi rata. Satu tahun ngontrak hanya sejuta," ungkapnya.

Dijelaskan juga, pasca kejadian para korban dikumpulkan di balai RW bersama perangkat kelurahan. Di sana, Miskan justru diberi informasi bahwa dirinya tidak mendapat bantuan sembako.

"Saat kumpul orang banyak itu, pertama Bu Lurah bilang kalau pak Miskan tidak dapat sembako. Terus kedua, karena tanahnya sengketa," tandas Miskan.

Seperti diketahui, pada 24 Juli 2020, kebakaran terjadi di Tambak Asri Bunga Rampai 5, RT 9 RW 6, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya.

Sedikitnya ada 15 kepala keluarga yang terdampak akibat kebakaran itu. Kebakaran diduga akibat korsleting listrik dari salah satu kamar di rumah kos milik Misdi, yang juga korban dan tak mendapat bantuan pembangunan Rutilahu. (rtn)

Editor :