KLIKJATIM.Com | Sumenep - Puluhan koperasi yang bernaung di bawah bendera Merah Putih di Kabupaten Sumenep, Madura, kini dinilai tak kunjung menunjukkan pergerakan berarti.
Kondisi stagnasi itu disebut dipicu oleh lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pola pikir pengurus yang cenderung pasif.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian-Perdagangan (Diskop UMKM Perindag) Sumenep, Moh. Ramli, menyoroti bahwa sebagian besar koperasi lebih mengandalkan bantuan eksternal ketimbang berusaha membangun kemandirian.
“Banyak koperasi yang hanya menunggu dana pinjaman dari bank. Padahal, pemerintah sudah memberikan ruang selebar-lebarnya bagi koperasi yang mau bergerak,” ungkap Ramli, Selasa (23/9).
Ia menambahkan, selain masalah mentalitas, keterbatasan kemampuan teknis juga menjadi hambatan serius. Tak sedikit pengurus koperasi yang mengalami kesulitan saat menyusun proposal, merancang analisis bisnis, hingga menyiapkan infrastruktur pendukung untuk operasional.
“Harus diakui, memang masih ada kelemahan di aspek SDM. Itu yang membuat koperasi seakan jalan di tempat, tidak berani melangkah lebih jauh,” jelasnya.
Ramli kemudian menjelaskan, bahwa pemerintah telah menyiapkan mekanisme yang bisa dimanfaatkan koperasi untuk mengakses modal.
Namun, hal itu harus melalui tahapan formal, mulai dari penyusunan proposal yang disahkan lewat musyawarah desa hingga akhirnya diajukan ke lembaga perbankan.
“Buatlah proposal dan kajian bisnis. Hasilnya dibawa ke kepala desa, dimusyawarahkan, lalu diteruskan ke bank. Pinjaman itu tidak bisa serta-merta cair, ada proses yang harus dijalani,” tegasnya.
Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep ini memastikan bahwa Pemkab tetap berkomitmen mendorong koperasi yang stagnan agar mampu bertransformasi. Ia berharap para pengelola koperasi mulai mengambil sikap lebih aktif dan tidak hanya bergantung pada bantuan.
“Kesempatan sudah terbuka. Tinggal bagaimana pengurus koperasi mau memanfaatkannya atau tidak,” tandas Ramli. (ris)
Editor : Hendra