KLIKJATIM.Com | Surabaya - Fenomena angin kencang kembali melanda wilayah Surabaya dan Jawa Timur. terpantau Stasiun BMKG Juanda Surabaya akibat perbedaan tekanan udara.
Menurut Kepala Stasiun BMKG Juanda Surabaya, Taufik Hermawan, kondisi ini dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang signifikan antara wilayah utara dan selatan, khususnya yang melibatkan tekanan udara di sekitar Pulau Sumatera, Australia, dan wilayah sekitar.
Taufik menjelaskan bahwa tekanan udara di Australia mencapai 1.026 milibar, sedangkan wilayah utara mengalami tekanan udara yang berbeda hingga 16 milibar, sehingga memicu peningkatan kecepatan angin di Jawa Timur.
Fenomena ini merupakan kejadian tahunan yang tidak dipengaruhi oleh kondisi iklim seperti El Niño maupun La Niña.
Kecepatan angin yang tercatat di Jawa Timur berada di kisaran 20 hingga 25 knot atau setara dengan 27 hingga 40 kilometer per jam.
Beberapa daerah bahkan mencatat kecepatan angin lebih tinggi, seperti Mojokerto yang mencapai 50 kilometer per jam, serta Malang yang hampir menyentuh angka yang sama. Data ini terpantau pada Selasa, 2 September 2025.
Dampak dari angin kencang tersebut antara lain menyebabkan kerusakan pada bangunan semi permanen seperti bedeng dan rumah kayu, serta berpotensi menumbangkan pohon-pohon besar yang sudah tua. Selain itu, baliho dan papan iklan besar juga berisiko rusak jika tidak mendapat pengamanan yang memadai.
Dalam menghadapi situasi ini, BMKG menghimbau masyarakat untuk sementara waktu menghindari kegiatan di luar ruangan (outdoor) dan selalu waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh angin kencang.
Taufik menambahkan, "Untuk puting beliung saat ini belum ada indikasi karena tidak terpantau awan Cumulonimbus (CB) yang biasanya menjadi penyebab utama fenomena tersebut." Namun, masyarakat diimbau tetap waspada karena kondisi angin kencang ini diperkirakan dapat berlangsung hingga 2 hingga 3 hari ke depan.
Masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir risiko kerusakan maupun kecelakaan. (ris)
Editor : Fatih