klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

DPRD Sumenep Kritik Keras Penyelenggaraan Pragaan Fair 2025

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Sumenep - Polemik penyelenggaraan Pragaan Fair 2025 terus menjadi sorotan publik. Kali ini, respons tajam datang dari lembaga legislatif.

DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menilai bahwa ajang tahunan itu belum berpihak secara optimal pada pelaku usaha mikro lokal, justru lebih menguntungkan peserta dari luar daerah.

Berdasarkan pantauan Klikjatim.com ini, sekitar 80 persen dari total peserta bukan berasal dari Pragaan, bahkan sebagian besar diketahui berasal dari luar Kabupaten Sumenep.

Ketidakseimbangan ini disinyalir dipicu oleh tarif sewa stan yang dinilai memberatkan. Sejumlah pelaku UMKM lokal pun terpaksa menarik diri karena tak mampu menanggung biaya tersebut.

Irwan Hayat, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep, menyampaikan kekecewaannya terhadap kondisi ini. Ia menilai bahwa kegiatan seperti Pragaan Fair seharusnya menjadi ruang prioritas bagi pelaku usaha lokal, bukan sebaliknya.

“Ini bukan cuma soal dominasi dari luar, tapi seharusnya yang lokal jadi prioritas utama. Terutama masyarakat Pragaan, karena mereka yang jadi tuan rumah,” ujar Irwan, Selasa (5/8).

Irwan juga menyayangkan mahalnya biaya sewa lapak dalam kegiatan yang bersifat musiman ini. Menurutnya, hal tersebut justru menghambat pelaku UMKM lokal untuk ikut berpartisipasi dan mempromosikan produknya.

"Kalau tarif sewanya selangit, bagaimana mungkin UMKM lokal bisa ikut berkembang? Bukannya diberdayakan, malah ditinggalkan,” sindirnya.

Politisi PKB tersebut tersebut menekankan bahwa setiap penyelenggaraan acara seharusnya dirancang dengan konsep yang jelas dan berpihak pada masyarakat. 

Kegiatan yang hanya bersifat seremoni tanpa dampak nyata bagi ekonomi warga dinilai tidak relevan.

“Saya pribadi kurang antusias terhadap acara seperti ini. Kesan saya, hanya euforia sesaat, tanpa dampak riil,” tambah Irwan.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan, menjelaskan bahwa semangat kegiatan tersebut sejatinya adalah untuk mendukung pertumbuhan UMKM lokal. 

Namun, dirinya menegaskan bahwa pelaksanaan teknis berada di bawah kewenangan Kecamatan Pragaan.

“Untuk hal-hal teknis, silakan langsung ke pihak kecamatan. Camat yang menjadi pelaksana kegiatan ini,” ungkap Iksan saat dihubungi Klikjatim.

Terpisah, Ketua Panitia, Badrul Ahmadi, menegaskan bahwa kegiatan tersebut tetap konsisten berpihak pada pelaku usaha lokal, khususnya pedagang kecil.

Menurutnya, hampir seluruh Pedagang Kaki Lima (PKL) yang meramaikan stan di malam hari adalah warga setempat dari Kecamatan Pragaan. 

Mereka berasal dari berbagai desa di sekitar lokasi acara, seperti Pakamban Laok, Pragaan Laok, Prenduan, dan sekitarnya.

“Mereka bukan orang luar daerah. Umumnya adalah penjual yang sehari-hari berjualan bakso, gorengan, minuman ringan di warung kecil. Selama event berlangsung, mereka hanya berpindah tempat ke area stan di Pragaan Fair,” ungkap Badrul saat memantau aktivitas dagang di sisi utara lapangan, Senin (4/8/2025).

Ia menambahkan bahwa banyak dari pedagang tersebut mengaku mendapat keuntungan selama mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini, menurutnya, menjadi indikasi positif bahwa ajang tahunan ini mampu mendukung roda ekonomi masyarakat.

Sebagai tokoh yang juga menjabat Ketua Komisi Informasi, Badrul menjelaskan bahwa sejak awal digagas tiga tahun lalu, Pragaan Fair memang dirancang untuk menjadi ruang tumbuh bagi pelaku UMKM, terutama sektor informal seperti PKL.

“Fokus utama kami adalah pelaku usaha lokal dari kalangan bawah, bukan pengusaha besar. Itulah bentuk keberpihakan yang kami bangun,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Camat Pragaan, Indra Hernawan, juga menyampaikan apresiasinya atas konsistensi kegiatan ini yang tetap berpijak pada tujuan awal, yakni meningkatkan kesejahteraan warga lokal melalui sektor perdagangan.

“Ketika pedagang kecil merasakan keuntungan, maka itu berarti kesejahteraan masyarakat juga ikut terangkat. Prinsip dasarnya sangat sederhana: menguntungkan dan menguatkan pedagang lokal,” ujarnya.

Saat disinggung mengenai keikutsertaan beberapa pelaku usaha dari luar daerah dalam gelaran tersebut, Indra memberikan klarifikasi. Ia menyebut bahwa sebagian besar stan yang bertajuk “UMKM” justru ditempati oleh perangkat desa dan instansi pemerintah daerah (OPD) yang memamerkan produk-produk unggulan dari wilayah masing-masing.

“Hanya sebagian kecil saja yang berasal dari luar Sumenep, seperti dari Sampang atau Pamekasan. Mereka juga orang Madura, bukan dari Jakarta. Dan jumlahnya tidak signifikan,” katanya menenangkan.

Ia menekankan bahwa skema penyelenggaraan Pragaan Fair tetap memberikan porsi besar bagi pelaku usaha lokal untuk tampil dan berdaya.

“Yang penting, pelaku ekonomi lokal diberi ruang yang luas. Mereka merasa senang dan diberdayakan, itu yang utama,” lanjut mantan Camat Rubaru itu.

Ia juga menegaskan bahwa Pragaan Fair bukanlah sekadar pasar malam biasa. Menurutnya, acara ini memberikan peluang luas bagi masyarakat lokal, tidak hanya untuk berdagang tetapi juga menikmati hiburan dan edukasi melalui berbagai acara yang digelar setiap malam.

“Jualan di Pragaan Fair itu menyenangkan, karena setiap malamnya ada festival yang menghibur dan mengedukasi masyarakat,” pungkasnya. (ris)

Editor :