KLIKJATIM.Com | Sumenep - Proses peningkatan sarana dan prasarana di kawasan Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tampaknya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Meski Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Sumenep telah mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp 4,4 miliar, pelaksanaan di lapangan masih terbatas dan belum menyentuh seluruh program yang direncanakan.
Kepala DKUPP Sumenep, Moh. Ramli, mengungkapkan bahwa anggaran tersebut difokuskan untuk mendukung peningkatan fasilitas, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik di APHT.
“Penggunaan anggaran itu mencakup dua sektor. Untuk sektor nonfisik seperti pengadaan alat pelinting tembakau, pemasangan pendingin ruangan, hingga kendaraan roda tiga, saat ini sudah mulai direalisasikan,” tuturnya, Selasa (5/8).
Sementara itu, untuk perbaikan fisik seperti akses jalan menuju kawasan APHT, pembangunan fasilitas mandi cuci kakus (MCK), serta sarana pendukung lainnya, Ramli menyatakan semuanya masih berada dalam tahap penyusunan rencana teknis.
“Kalau tidak ada kendala, pelaksanaannya akan segera dimulai dalam waktu dekat,” katanya meyakinkan.
Menanggapi lambannya progres tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Irwan Hayat, mengingatkan agar penggunaan DBHCHT benar-benar diprioritaskan untuk hal yang sesuai dengan peruntukannya.
Ia menekankan bahwa dana tersebut tidak boleh dibiarkan mengendap tanpa realisasi konkret.
“Jika memang anggarannya diarahkan untuk pengembangan APHT, maka jangan sampai pengerjaannya tertunda. Harus segera ditindaklanjuti dan dikelola dengan optimal,” tegasnya.
Sebagai tambahan informasi, hingga saat ini gedung APHT yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah masih belum difungsikan untuk kegiatan produksi tembakau.
Hal ini dikarenakan izin operasional dari pihak penyewa yang tergabung dalam konsorsium pengelola APHT belum sepenuhnya rampung.
Akibatnya, bangunan yang digadang-gadang akan menjadi motor penggerak industri tembakau di Sumenep itu belum memberikan dampak berarti terhadap sektor yang diharapkan. (ris)
Editor : Hendra