KLIKJATIM.Com | Probolinggo - Seorang santri sekaligus anak tokoh desa di Kecamatan Gending diduga reaktif virus corona. Sayang, saat hendak dijemput tim gabungan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, JR (16), remaja tersebut tidak ada di rumah. Pasien tersebut diduga dibawa kabur oleh keluarganya, karena saat tim tiba, rumahnya dalam keadaan kosong.
[irp]
Koordinator Pengamanan dan Gakum Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto menyebutkan, JR yang merupakan putra salah satu tokoh masyarakat di Desa Curah Sawo. JR merupakan santri di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Kabupaten Magetan.
Dugaan tersebut diperkuat dengan munculnya puluhan pasien positif Covid-19 dari daerah lain yang juga merupakan santri Ponpes Temboro. Dalam 2 kali rapid tes yang dilakukan oleh petugas kesehatan, hasilnya reaktif. Sample milik JR menunjukkan kecenderungan reaktif yang artinya yang bersangkutan dinyatakan positif terpapar Covid-19. “Dia merupakan bagian dari klaster Temboro. Sudah seharusnya dia kami rawat dan karantina di tempat khusus,” ujar Ugas.
Dikatakan, dengan hasil tersebut, pihaknya berinisiatif melakukan upaya penjemputan paksa. Namun setiba di rumah JR yang bersangkutan tidak ada. Bahkan seluruh anggota keluarga bersama JR, diketahui kabur menggunakan sebuah mobil. “Pihak keluarga tidak kooperatif dan hal ini dibuktikan dengan kaburnya seluruh anggota keluarga ini. Bisa dibayangkan bagaimana akibatnya,” sesalnya.
[irp]
Ugas meminta kepada JR dan keluarganya untuk segera menyerahkan diri. Keluarga itu, harus bersedia menjalani perawatan dan karantina yang telah disiapkan oleh Pemkab Probolinggo. Agar penyebaran Covid-19 tidak semakin merajalela.
“Mohon jangan mempersulit kerja Satgas Covid-19. Apalagi sudah ada bukti nyatanya dari 1 orang pasien dari klaster Sukolilo menyebarkan Covid-19 pada 8 orang keluarganya. Kalau hal yang sama dibiarkan, maka penanganan Covid-19 ini akan sia-sia. Kami minta kerjasamanya di situasi yang genting ini,” tegas Ugas. (hen)
Editor : Redaksi