KLIKJATIM.Com | Gresik — Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gresik masih didominasi oleh Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), menjadikan sektor ini sebagai tulang punggung utama pemasukan daerah. Hingga pertengahan 2025, kontribusi PBB telah mencapai hampir 62 persen dari target tahunan, menegaskan besarnya ketergantungan daerah pada jenis pajak ini.
Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Gresik, Andhy Hendro Wijaya, mengakui bahwa dominasi PBB dalam struktur PAD belum tergantikan. Meski pencapaian itu terbilang positif, Andhy menekankan perlunya diversifikasi sumber pendapatan agar ketahanan fiskal daerah lebih kuat.
“PBB masih menjadi andalan utama PAD Gresik. Tapi kita tidak boleh bergantung terus-menerus. Diperlukan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi untuk menggali potensi pajak lainnya,” ungkapnya saat kegiatan *capacity building* bertajuk *Peningkatan Pendapatan Daerah Bersama Desa Hebat* di Hotel Aston Gresik, Rabu (2/7/2025).
Langkah konkret dilakukan Pemkab Gresik dengan mendorong desa dan wilayah pinggiran agar lebih aktif menggali potensi pajak lokal seperti pajak restoran dan sektor produktif lainnya. Kolaborasi ini dinilai penting mengingat desa tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek penghasil PAD.
Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, menegaskan bahwa pemerataan pembangunan harus disertai dengan pemerataan kontribusi dari seluruh wilayah, termasuk desa.
Baca juga: Komisi IV DPRD Gresik Apresiasi Pelaksanaan Job Fair 2025“Desa punya peran strategis. Tapi kita sadar bahwa banyak tantangan di lapangan seperti keterbatasan SDM, infrastruktur digital, hingga minimnya pemahaman teknis pajak,” kata Alif.
Masalah klasik dalam pemungutan PBB di tingkat desa, seperti akurasi data objek pajak, distribusi SPPT, hingga pencatatan pembayaran, menjadi penghambat utama optimalisasi pendapatan. Untuk menjawab tantangan ini, Pemkab terus mendorong digitalisasi melalui aplikasi seperti Laku Pandai yang mempermudah proses pembayaran dan pelaporan pajak.
“Dengan Laku Pandai, masyarakat bisa membayar pajak lebih cepat dan efisien tanpa perlu ke loket. Ini salah satu solusi modernisasi perpajakan yang kami dorong,” ujar Andhy.
Kegiatan yang dihadiri camat, kepala desa, dan perangkat daerah ini juga menjadi forum penyamaan persepsi tentang pentingnya peran desa dalam memperkuat PAD. Hadir sebagai narasumber, akademisi Dr. Rusdianto Sesung dan Pimpinan Cabang Bank Jatim Abdullah Basit turut membahas sinergi keuangan dan teknologi dalam memperkuat sistem pembayaran pajak daerah.
Meskipun digitalisasi dan kolaborasi mulai dibangun, dominasi PBB sebagai sumber utama PAD menunjukkan bahwa Kabupaten Gresik masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam memperluas basis pajaknya. Diversifikasi menjadi langkah penting agar ketergantungan ini tidak menjadi kelemahan dalam jangka panjang. (qom)
Editor : Abdul Aziz Qomar