klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Tutup Festival Pasar Djadoel Grisse, Syahrul Munir Akan Kembangkan Kuliner Tradisional Gresik Sebagai Pengungkit Ekonomi Rakyat Kecil

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Syahrul Munir (tengah berjaket biru) bersama para pedagang dan penyelenggara Pasar Djadoel Grisse (Dok)
Syahrul Munir (tengah berjaket biru) bersama para pedagang dan penyelenggara Pasar Djadoel Grisse (Dok)

KLIKJATIM.Com | Gresik - Jajanan lawas alias jadul kini mempunyai daya tarik yang makin diminati masyarakat perkotaan. Hal tersebut terlihat dari festival Pasar Djadoel Grisse yang dihelat di Gressmall Gresik selama tiga hari sejak Jumat 2 Agustus 2024. Festival ini diselenggarakan oleh Omah Dhuafa yang dipimpin Syaichu Busyiri, Anggota DPRD Gresik dari Fraksi PKB.

Dalam penutupan festival Pasar Djadoel Grisse tersebut, Calon Bupati Gresik yang diusung PKB M. Syahrul Munir turut hadir menikmati panganan tradisional khas Gresik yang disajikan.

Ada beberapa kuliner yang disajikan dalam festival itu, antara lain Es Gudir, Ndok-Ndokan Iwak (Olahan telur ikan), Es Dawet, Pecel Pincuk Pecel Semanggi, Sinom, Legen, Serabi Dahlia, Kupat Kethek, Nasi Krawu, Sego Menir, Arbanat, Masin, Martabak, Sego Karak Tempe dan beberapa kuliner tradisional khas Gresik.

Syahrul sendiri dalam acara penutupan festival Pasar Djadoel Grisse pada Minggu malam 4 Agustus 2024 menyebut, festival ini perlu digelar lebih sering untuk memasyarakatkan panganan tradisional khas Gresik. Pasalnya, generasi muda saat ini, terutama Gen Z dan milenial cenderung kurang kenal jajan seperti ini.

"Luar biasa sekali penyelenggara dan Gressmall, jajanan tradisional bisa masuk mall, dan terbukti kuliner tradisional diminati masyarakat, saya dengar yang jualan di sini bisa mendapat pemasukan hingga Rp2 juta sehari," katanya.

Baca juga: Minta Nasehat, Calon Bupati Gresik Syahrul Munir Sowan Ulama’ di Gresik Selatan 
Syahrul bercerita, saat kecil, dirinya akrab dengan jajanan tradisional, seperti getuk, serawut, kelanting dan sebagainya. Namun mkin ke sini, jajanan tradisional tersebut semakin jarang ditemui. Sehingga anak-anak muda sekarang kurang mengenal jajanan tradisional tersebut.

"Padahal rasanya juga enak, pun olahan masakan tradisional sehat karena cenderung memakai bahan alami dan diolah langsung. Berbeda dengan ultra processed food kekinian yang cenderung kurang sehat bila dikonsumsi setiap hari," tutur dia.

Nah, kuliner tradisional, menurut Syahrul tumbuh dalam kebudayaan dan tradisi masyarakat, selain penting untuk dilestarikan, makanan tradisional juga memiliki potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk mengungkit ekonomi masyarakat.

"Ke depan saya mendorong festival seperti ini lebih sering digelar, dan kuliner tradisional Gresik bisa diserap perkantoran, industri swasta ataupun kantor pemerintahan untuk kebutuhan katering," terang Syahrul.

Pimpinan Omah Dhuafa Gresik Syaichu Busyiri menyampaikan terima kasih kepada Syahrul ata kepeduliannya terhadap pengembangan ekonomi UMKM. Khususnya yang memproduksi makanan tradisional. 

"Nanti hasil dari festival ini sebagian akan digunakan untuk membantu masyarakat yang perlu bantuan, terima kasih kepada semua pihak yang membantu, Gressmall, Pemkab Gresik dan Mas Syahrul yang hadir," tutur Syaichu. (qom)

Editor :