klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Sosialisasi Pelepasliaran Komodo di WEP Gresik, Anak-anak Antusias

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy
Beberapa anak-anak yang mengikuti pengenalan satwa langka Komodo di WEP Gresik (Qomar/Klikjatim.com)
Beberapa anak-anak yang mengikuti pengenalan satwa langka Komodo di WEP Gresik (Qomar/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Gresik — PT Smelting dan Taman Safari Indonesia mengadakan sosialisasi pelepasliaran Komodo di Gresik pada Minggu pagi (11/06/2023) dalam rangkaian peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang digelar Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik.

Kegiatan tersebut berlangsung di depan Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) yang berada di jalan Jaksa Agung Suprapto Gresik.

Sosialisasi yang dilakukan pada momen car free day tersebut diserbu pengunjung, termasuk anak-anak yang antusias mendengarkan dan membaca brosur tentang Komodo.

Senior Manager General Affairs PT Smelting Sapto Hadi Prayetno mengatakan, kegiatan ini adalah upaya mengenalkan satwa endemik asli Indonesia yaitu Komodo kepda masyarakat, khususnya anak-anak. Agar mereka punya kepedulian terhadap kelestarian satwa.

"Walaupun habitat asli Komodo ini tidak di Gresik namun stwa tersebut sudah menjadi perhatian internasional, upaya konservasi dal menjaga kelangsungannya harus dipantau banyak orang," ujar Sapto.

Baca juga: Jaga Ekosistem, PT Smelting Dukung Rehabilitasi Dan Konservasi Populasi Elang Jawa

Selain itu sosialisasi ini merupakan rangkaian dari rencana pelepasliaran Komodo ke habitat aslinya oleh Taman Safari dan Smelting. Dimana saat ini Komodo yang akan dilepasliarkan masih dalam proses habituasi di Taman Safari.

"Semoga saat dilepas nanti sudah terbiasa dengan habitat aslinya, sehingga bisa survive, imbuh dia.

Selama ini, upaya konservasi PT Smelting memang menyentuh satwa-satwa langka dilindungi, serta endemik Indonesia. Belum lama ini, Taman Safari dsn Smelting melepasliarkan anakan Elang Jawa hasil konservasi yang dilakukan Smelting dan TSI.

Dio (5) salah satu anak yang bermain di Car Free Day bersama orang tuanya mengaku senang bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi baru soal Komodo. Sebelumnya dia tidak tahu Komodo itu hewan yang langka dan dilindungi.

"Tahunya komodo makan daging dan air liurnya berbahaya," kata Dio sambil memegang stiker dan brosur komodo.

Dalam kesempatan itu, selain mensosialisasikan Komodo, dilakukan pula sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan Eco Enzym yang kaya manfaat.

Relawan Eco Enzym Indonesia (REEI) cabang Gresik yang selama ini didamping smelting getol mensosialisasikan pembuatan Eco Enzym dari sampah rumah tangga, seperti sayur, buah dan sampah organik lainnya.

Ketua REEI Gresik Tatik Irawati mengklaim cara pembuatan eco enzyme sangat mudah dan murah. Hanya berbekal sisa kulit buah atau sayuran sudah bisa menghasilkan cairan serbaguna.

"Ini kami juga menuangkan eco enzym di sungai sekitar WEP, karena eco enzym bisa mengurangi zat-zat berbahaya dalam air, dan menetralkan minyak dan polutan lain dalam air," ujar Tatik.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sri Subaidah menyampaikan, upaya pelestarian lingkungan hidup harus dikerjakan semua pihak. Karena tanggung jawab menjaga tempat tinggal manusia adalah manusia itu sendiri.

"Dalam momen hari lingkungan hidup sedunia kali ini pemerintah Indonesia mengangkat tema kurangi sampah plastik untuk bumi lebih hijau. Nah di Gresik saat ini sudah ada Perda yang membatasi penggunaan kantong plastik," ujar Sri Subaidah.

PT Smelting sendiri, kata Sri Subaidah, memang punya kepedulian besar pada persoalan lingkungan. Sepanjang yang dia tahu, di Gresik sendiri Smelting aktif dalam program konservasi lingkungan.

"Karena itu tadi, pelestarian lingkungan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, namun semua komponen bangsa harus terlibat," katanya. (qom)

Editor :