KLIKJATIM.Com | Gresik — Pemadaman listrik di Bawean, Kabupaten Gresik masih berlangsung. Hari ini Kamis (5/1/2023), sebanyak 42 Desa di Bawean akan mengalami pemadaman bergilir.
Pasalnya PLN terpaksa hanya mengoptimalkan PLTD kapasitas 3,05 MW dan 4 (empat) unit genset mobile untuk pasokan listrik Bawean. Hal itu terjadi akibat terhentinya pasokan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bawean 3 x 1 MW. Dan stok Compressed Natural Gas (CNG) untuk PLTMG ini sudah habis sejak tanggal 30 Desember 2022.
Baca juga: Gelombang Tinggi, Distribusi Logistik dan Sembako ke Bawean Dikirim Pakai Kapal Perang
Peristiwa pemadaman bergilir akibat terhentinya pasokan gas tersebut membuat Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani berang. Dia mengaku kecewa dengan kinerja PLN, Khususnya PLN UP3 Gresik.
Sebab, Pemkab Gresik sudah berusaha kooperatif dan gerak cepat (gercep) dalam mengantisipasi cuaca buruk yang berdampak pada suplai energi di Pulau Bawean. "Sebelum kita berangkatkan warga Bawean dengan Kapal Perang dari Koarmada AL Surabaya, PLN sudah kami ingatkan untuk kumpulkan genset agar sekalian diangkut. Tapi pada hari H pemberangkatan tanggal 29 Desember kemarin hanya satu genset yang dikirim, itu kan hanya gimmick (gimik)," kata Gus Yani, sapaan Bupati Fandi Akhmad Yani, Kamis (5/1/2023).
Dengan tegas, dia meminta pihak PLN untuk meningkatkan pelayanan. Sehingga aktivitas masyarakat yang bergantung pada listrik PLN tidak terganggu.
"Kalau tidak bisa melayani, tak usah jadi pejabat di Gresik. Di Bawean masih ada yang belum ada listriknya, Gili Noko itu belum ada sambungan listriknya," kata dia geram.
Adapun kendala pengiriman bahan bakar CNG yang hingga kini belum sampai di Pulau Bawean, menurut Bupati tidak masuk akal. Bahkan Gus Yani menyanggupi, Pemkab siap membayar sewa kapal untuk mengirim bahan bakar ketika kondisi cuaca buruk.
"Kalau sewa kapal yang lebih besar, kami (Pemkab) siap membayar biaya sewanya. Bahkan sebelum KRI TNI AL berangkat, sudah kami ingatkan kalau bisa CNG juga bisa diangkut sekalian," tegasnya.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Gresik, Bustani Hadi Wijaya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan perhatian Bupati Gresik terhadap penyelesaian permasalahan pasokan gas untuk PLTMG Bawean. Dia pun mengklarifikasi terkait CNG yang tidak bisa dikirim dengan kapal perang milik TNI AL pada 29 Desember lalu. Alasannya terkait kendala teknis, khususnya pada saat proses menurunkan (unloading) tubeskid tersebut di Pelabuhan Bawean.
Menurut dia, kendaraan angkutan CNG yang panjangnya 12 meter dengan berat masing-masing 30 ton, tidak memungkinkan untuk diturunkan di dermaga Bawean. Pasalnya lebar pelabuhan 10 meter.
"Kalau masuk KRI bisa, tapi saat turun di dermaga Bawean tidak bisa. Ada hal-hal teknis yang harus diperhatikan," tuturnya.
Meski demikian, PLN tetap mengoptimalkan kehadiran KRI dr Soeharso untuk mengirimkan beberapa material kelistrikan. Antara lain 1 unit genset mobile 1 x 160 kVA, 10 genset portable 5,5 kVA – 8 kVA, 200 lampu emergency serta tambahan personil sebanyak 11 orang untuk mengoptimalkan pasokan listrik di Bawean.
Bustani juga menyampaikan ada 2 unit LCT pengangkut gas CNG untuk PLTMG Bawean, yang sudah siap sejak tanggal 28 Desember 2022 di pelabuhan Gresik dan akhirnya bisa mulai berangkat setelah cuaca dan kondisi perairan laut Jawa di selatan Bawean cukup mendukung.
"Saat ini bahan bakar CNG sudah dalam perjalanan ke Pulau Bawean, volumenya 2000 MBBTU. Sudah kami kirim tanggal 5 Januari 2023, tadi dini hari. Perkiraan sampai nanti pukul 19.00 WIB," papar dia.
Baca juga: Sembilan Hari Tanpa Kapal Karena Cuaca, 595 Warga Bawean Akhirnya Bisa Menyeberang
Lebih lanjut dia meminta maaf kepada masyarakat Gresik, khususnya warga Bawean yang mengalami pemadaman bergilir.
Untuk Gili Noko sendiri, PLN telah membangun PLTS kapasitas 50 kWp yang dapat melayani 200 pelanggan. "Kami juga berterimakasih kepada Pak Bupati yang responsif membantu kami, sehingga kami bisa kirim genset, teknisi dan peralatan lainnya ke Bawean dengan Kapal Perang," tandasnya. (nul)
Editor : Abdul Aziz Qomar