KLIKJATIM.Com | Sidoarjo - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurchman melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur (Jatim), salah satunya ke Kabupaten Sidoarjo pada Rabu (31/8/2022). Tampak Jenderal Dudung didampingi oleh Gubernur Jatim, Kofifah Indar Parawansa; Pangdam V Brawijaya, Mayor Jenderal Nurchahyanto; Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta; pejabat terkait serta Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor.
Pada kesempatan ini, Jenderal Dudung telah meresmikan revitalisasi wisata religi berupa pembangunan Makam Aulya Sono, di Desa Sidokerto, Kecamatan Buduran. Hal tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama pembanguan aula di kompleks makam.
Kata Dudung, revitalisasi makam Sono di kompleks asrama Gupusjat Optronik II Puspalad ini sangat penting. Pasalnya di tempat itu tersimpan histori yang penting bagi umat islam. “Sekitar 150 tahun yang lalu, di kompleks makam dan pesantren ini, para ulama nasional seperti Kiai Haji Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama pernah menimba ilmu di sini,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa Pondok Sono merupakan salah satu pusat pendidikan Islam di Indonesia. “Dengan menjadikan tempat ini sebagai cagar budaya, maka warga yang datang selain berziarah juga bisa mengetahui sejarah betapa pentingnya tempat ini, karena juga dijadikan para syuhada menyusun strategi peperangan,” jelasnya.
Dudung yang juga seorang santri ini mempersilakan apabila Pemkab Sidoarjo membutuhkan pengembangan yang lebih luas untuk keperluan wisata religi ini. “Semoga proses revitalisasi berjalan lancar sesuai rencana, sehingga peziarah yang datang bisa nyaman saat berkunjung,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Siodoarjo, Ahmad Mudlor yang akrap disapa Gus Muhdlor mengatakan, sejatinya rencana revitalisasi makam dan Pondok Sono sudah ada sejak Gus Dur (K.H Abdurrahman Wahid) menjabat sebagai presiden. “Namun rencana itu baru sekarang terealisasi berkat dukungan Jenderal Dudung. Ini suatu kebanggaan bagi kami,” terangnya.
Senada dengan Dudung, Gus Muhdlor juga mengatakan bahwa di tempat ini dulunya menjadi jujugan ulama besar untuk nyantri. “Di tempat ini nantinya akan disediakan aula untuk para peziarah, tempat parkir serta sentra UMKM serta koperasi,” jelasnya.
Nantinya di lokasi wisata religi ini akan dilengkapi dengan manuskrib digital, agar peziarah bisa mengetahui dengan tepat sejarah Pesantren Sono. “Dengan sarana tersebut maka wisata religi ini bisa menguatkan karakter umat, khusunya generasi muda setelah mengetahui sejarah besar di Pondok Sono ini,” pungksnya. (nul)
Editor : Satria Nugraha