KLIKJATIM.Com I Sidoarjo – Satu hari menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan, umat muslim mempunyai tradisi ziarah kubur. Seperti juga yag dilaukan warga korban luapan lumpur di Porong Sidoarjo. Bedanya, mereka hanya bisa ‘nyekar’ dari atas tanggul penahan lumpur. Sebab makam keluarga maupun leluhur mereka telah terendam lumpur hampir 16 tahun lamanya.
Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini tidak ada doa bersama. Mereka datang dan berdoa bersama keluarga masing-masing. Jaraknya pun berjauhan dengan keluarga lain.
Salah peziarah yang terlihat adalah keluarga Komarudin, mantan warga RT 01 RW II, Desa Renokenongo Kecamatan Porong yang saat ini tinggal di Kejapanan, Pasuruan. Komarudin bersama sang istri Nur Hidayati bersama dua anaknya terlihat khusyuk berdoa di atas tanggul. “Setiap tahun ya begini ini. Hanya bisa mendoakan orang tua dari atas tanggul. Ini juga mengajarkan kepada anak kami agar tidak lupa asal leluhur,” tutur Komarudin, Sabtu (2/4/2022) sore.
Demikian juga dengan, Agus Prasetyo. Bekas warga Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin ini datang sendirian. “Sekarang saya berumah di Malang. Setiap menjelang bulan puasa, selalu saya sempatkan nyekar di kampung halaman,” ucapnya yang datang sendirian.
Namun demikian, tidak semua korban lumpur berziarah kubur dari atas tanggul. Sebagian korban lumpur telah memindah makam keluarga mereka sebelum lumpur menerjang kompleks makam. Seperti yang terlihat di pemakamam umum Desa Mindi, tepat di sisi Selatan tanggul penahan lumpur. “Beruntung, makam ayah saya telah dipindahkan sebelum lumpur merendam kampung kami,” ujar Supari, warga Desa Mindi. (bro)
Editor : Satria Nugraha