klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Khofifah Sebut 3 Sektor Ini Bisa Percepat Bangkitnya Ekonomi Jatim

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Surabaya -  Provinsi Jatim memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Harapannya, ketiga sektor itu bisa diperkuat sehingga ekonomi Jatim bisa lebih cepat bangkit dan tumbuh secara inklusif.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menilai, beras yang dihasilkan dari padi di Jatim masih banyak kualitas medium. Karena itu, ia berharap para pengusaha bisa berinvestasi, khususnya dengan pengadaan dryer dan RMU (rice milling unit) sehingga bisa menghasilkan beras kualitas premium.

"Saya juga berharap ada penyiapan alsintannya (alat dan mesin pertanian), harvester bisa membantu loss-nya padi saat dipanen. Jika dipanen manual, loss-nya bisa sampai 10 persen. Dengan harvester bisa di bawah satu persen," kata Khofifah, Minggu (23/1/2022).

Di sektor perkebunan, Khofifah menyebut jika kopi dan kakao merupakan komoditas perkebunan yang paling dibutuhkan untuk mendukung ekspor Jatim. Pasalnya, permintaan komoditas tersebut baik di pasar domestik maupun internasional selalu meningkat.

Misalnya, Kopi Jember dan Bondowoso yang sudah masuk pasar internasional. "Hari ini kita ingin mengajak para pengusaha Jatim yang memiliki lahan, barangkali bisa bergabung dalam pengembangan kakao dan kopi di Jatim," tuturnya.

Porang juga sudah menjadi komoditas ekspor unggulan Jatim. Tujuan ekspor tanaman porang ini mulai dari China hingga Jepang. Pada 2018, volume ekspor porang dari Jatim mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp270,3 miliar. Sedangkan pada 2019 meningkat 9 persen, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp297 miliar.

"Lalu pada tahun 2020 meningkat hingga 70 persen di volume 10 ton dengan nilai Rp499,08 miliar. Oleh karenanya saya berharap ada yang invest untuk membuka pabrik pengolahannya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPN APINDO Hariyadi Sukamdani menyambut baik terkait penambahan dryer bagi kualitas beras para petani di Jatim.

"Misinya APINDO mengupayakan nilai tambah dari potensi yang ada di nasional, apakah itu subtitusi impor ataukah mengolah sumber daya yang ada di Indonesia menjadi mempunyai nilai tambah lebih tinggi," jelas Hariyadi. (bro)

Editor :