klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Terharu Disambangi Bupati dan Wabup, Korban Banjir Nenek Sumiyati Nangis

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Wabup Gresik, Qosim didampingi Bupati Sambari (kanan) beserta Kapolres dan Dandim 0817 membantu nenek Sumiyati berdiri usai sujud syukur. (Koinul Mistono/klikjatim.com
Wabup Gresik, Qosim didampingi Bupati Sambari (kanan) beserta Kapolres dan Dandim 0817 membantu nenek Sumiyati berdiri usai sujud syukur. (Koinul Mistono/klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Gresik - Air mata nenek Sumiyati, korban banjir asal Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, tak bisa terbendung saat melihat kedatangan Bupati Sambari Halim Radianto beserta Wakilnya, Mohammad Qosim di Dusun Ngeblak, Desa setempat, Kamis (2/1/2020). Perempuan paruh baya itu mengaku, terharu karena tak menyangka bisa bertemu kepala daerah yang telah menjabat dua periode tersebut.

"Bapak-bapak ini orang hebat, sehingga saya terharu karena bisa bertemu langsung dengan Pak Sambari dan Pak Qosim," ujar nenek berkerudung biru muda itu.

[irp]

Sumiyati pun mengungkapkan kondisi banjir yang melanda kampungnya. Kendati saat ini air sudah surut, tapi musibah tahunan tersebut merusak tanaman di sawah.

Selain menceritakan kondisi warga dan para petani, dia juga menyampaikan terkait nasibnya yang tidak mempunyai rumah. "Harapannya bisa punya rumah sendiri," ujarnya dengan nada lirih.

Sesaat kemudian, Bupati langsung meresponnya. Dengan didampingi Wakil Bupati (Wabup) Mohammad Qosim, Sambari meminta kepada dinas terkait untuk mendata warganya itu.

"Tolong dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, (keluhan) ini dicatat. Masukkan di dalam program tahun ini," kata Sambari.

[irp]

Sontak saja, nenek Sumiyati langsung sujud syukur. Karena harapannya bisa mempunyai rumah sendiri telah direspon oleh Pemda Gresik.

Selanjutnya dalam menyikapi ancaman banjir susulan, Bupati menginstruksikan kepada jajaran di bawahnya untuk selalu siaga dan tanggap terhadap kondisi di lapangan. "Saya minta kepada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), Dinkes (Dinas Kesehatan), Dinsos (Dinas Sosial) dan Camat harus bersinergi untuk menangani ini, tanpa harus melihat wewenangnya siapa dan lain sebagainya. Tapi lihatlah kondisi ini karena emergency," tandasnya.

Mulai saat ini, kewaspadaan di wilayah yang berpotensi banjir harus lebih ditingkatkan. Terutama di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Cerme, Driyorejo, serta di sebagian Kecamatan Dukun.

"Ini bukan peringatan siaga satu atau dua, tapi kewaspadaan untuk mengantisipasi bencana seperti banjir harus semakin ditingkatkan," jelasnya.

[irp]

"Saya tegaskan, BPBD harus mengeluarkan semua sarpras (Sarana dan Prasarana) yang dimiliki. Termasuk mobil anti banjir untuk proses evakuasi maupun distribusi logistik harus disiagakan," tambahnya.

Kepala BPBD Gresik, Tarso mengungkapkan, saat ini kondisi genangan di rumah-rumah warga sudah surut. Berdasarkan data yang dimiliki, banjir melanda tiga kecamatan yaitu Balongpanggang, Benjeng dan Cerme.

"Untuk sementara total jumlah rumah yang terdampak di dua Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng ada 1.068 rumah. Yang di Cerme belum kami hitung," paparnya, ketika mendampingi Bupati dan Wabup meninjau lokasi terdampak banjir.

Pantauan di lapangan, turut hadir juga dari jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Antara lain Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo dan Dandim 0817 Gresik, Letkol Inf. Budi Handoko. (iz/nul)

Editor :