KLIKJATIM.Com | Sumenep — Program Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Sumenep, Madura, menjadi sorotan DPRD setempat karena minimnya pendaftar. Hingga akhir Juli 2025, program yang menargetkan 100 siswa ini baru menjaring lima pendaftar, jauh dari ekspektasi.
Anggota Komisi IV DPRD Sumenep, Samioeddin, mempertanyakan kinerja Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) dalam menyosialisasikan program tersebut. Ia menilai pendekatan yang dilakukan dinas terkait masih kurang efektif.
Menurut Samioeddin, sosialisasi tidak bisa hanya mengandalkan label "gratis". Ia menyarankan Dinsos P3A untuk menerapkan strategi "jemput bola" dengan menyasar langsung keluarga miskin dan memberikan pemahaman menyeluruh tentang manfaat jangka panjang program SR.
Baca Juga : Ini Alasan Dinas Pendidikan Sumenep Tutup dan Gabung 27 SD"Kalau cuma mengandalkan gratis, pesantren juga banyak yang menawarkan hal serupa. Harus ada konsep yang matang dan strategi jemput bola, menyasar langsung ke masyarakat," tegas Samioeddin, Senin (4/8).
Samioeddin menambahkan, tanpa pendekatan personal yang kuat, program Sekolah Rakyat hanya akan menjadi formalitas tanpa hasil nyata. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang lebih luas dan menyentuh langsung target penerima manfaat.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan upaya maksimal. Mustangin menyebutkan, mereka telah melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh desa dan pendamping sosial, untuk memperluas jangkauan program.
Baca Juga : Kemarau di Sumenep Diprediksi Berlangsung Basah dengan Curah Hujan Tinggi hingga Oktober"Kami akan terus melakukan penyisiran dan jika sampai masa penjaringan berakhir jumlah peserta tetap minim, kami akan berkoordinasi dengan Satgas Sekolah Rakyat di Kementerian untuk arahan lebih lanjut," kata Mustangin.
Ia menegaskan, tujuan utama program ini adalah untuk mengakomodasi keluarga kurang mampu yang belum terdata atau sulit dijangkau. Meski demikian, hingga saat ini, target 100 peserta, masing-masing 50 untuk jenjang SD dan SMP, masih jauh dari tercapai. (yud)
Editor : Hendra