GRESIK – Rencana penanganan banjir tahunan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur akibat luapan sungai Kali Lamong mulai dibahas lagi. Setelah DPRD setempat bersurat ke pemerintah pusat beberapa waktu lalu, akhirnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo datang ke kota pudak—sebutan lain Kabupaten Gresik—untuk membahas seputar penanganan di wilayah sungai Kali Lamong.
Nampak Kepala BBWS Bengawan Solo, Charisal Akdian Manu ikut hadir langsung dengan didampingi staf-stafnya. Mereka rapat bersama pimpinan dan Komisi III DPRD Gresik, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setempat di gedung parlemen Jalan Wakhid Hasyim Gresik Kota, Senin (25/03/2019).
“Kedatangan pihak BBWS ke Gresik ini merupakan tindaklanjut dari surat kami ke kementerian beberapa waktu lalu, terkait penanganan masalah banjir di Kabupaten Gresik,” ujar Wakil Ketua DPRD Gresik, Mohammad Syafi’AM.
[irp]Menurutnya, permasalahan banjir di kota industri ini sudah bertahun-tahun terjadi. Berbagai upaya dilakukan sesuai kewenangan di legislatif. Mulai dari penganggaran hingga mendorong eksekutif agar lebih pro aktif menyikapi permasalahan banjir tersebut.
“Sekarang kami akan berupaya menyikapi permasalahan banjir dengan strategi politik anggaran, yaitu melibatkan anggota DPR RI dapil Gresik-Lamongan,” katanya.
Perlu diketahui bahwa pertemuan dengan BBWS Bengawan Solo ini masih tahap awal. Nantinya akan ada rapat bersama lagi dengan pihak-pihak terkait di pemerintah pusat. “Sehingga ada prioritas anggaran untuk penanganan banjir,” harapnya.
[irp]Ada beberapa skenario yang bisa dilakukan dalam penanganan sungai Kali Lamong. Selain membangun tanggul, dia juga menawarkan pengerukan atau normalisasi sungai secara menyeluruh. Jika terkendala anggaran, maka pilihan solusi lainnya adalah normalisasi di titik-titik pendangkalan terparah.
“Kalau hanya fokus program pembangunan tanggul, saya masih pesimis bisa segera terealisasi. Sebab proses pembebasan lahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah tidak mudah dan butuh waktu cukup panjang,” jelasnya.