KLIKJATIM.Com | Mina - Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mencatatkan prestasi gemilang di sektor kehutanan. Melalui kolaborasi apik antara Dinas Kehutanan, Kelompok Tani Hutan (KTH), dan Penyuluh Kehutanan, Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) KTH Jawa Timur untuk periode 2025 per 31 Mei mencapai Rp497.925.287.251.
Angka ini menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan NTE KTH tertinggi se-Indonesia, menyumbang 52,18�ri total capaian nasional yang sebesar Rp946.494.303.370.
Sebagai informasi, Pencatatan NTE KTH sendiri digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan. Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara penyuluh kehutanan dan KTH penting sebagai pengelola kawasan hutan melalui program perhutanan sosial dan ragam usaha di areal hutan rakyat.
Baca Juga : Presiden Prabowo, Gubernur Khofifah, dan Wagub Emil Berkurban Sapi Lokal PO di Masjid Al Akbar Surabaya
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan capaian NTE KTH Jawa Timur yang selalu konsisten sebagai yang tertinggi se-Indonesia ini berkat kerja keras banyak pihak. Khususnya kepada KTH serta seluruh penyuluh kehutanan di Jawa Timur.
"Alhamdulillah hingga Mei 2025, catatan NTE KTH Jawa Timur selalu konsisten sebagai yang tertinggi se-Indonesia. Tentu ini buah kerja keras berbagai pihak khususnya para petugas penyuluh kehutanan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur," ujar Khofifah di sela-sela menjalankan ibadah haji, Sabtu (7/6)
Ditambahkannya catatan gemilang NTE KTH Jawa Timur tersebut juga membuktikan kinerja kelola usaha dengan ekonomi hijaunya yang produktif, ekologi yang terjaga, dan menjadi dinamisator sosial budaya masyarakat setempat.
Baca Juga : Anak Ajaib Bojonegoro Juara Olimpiade Matematika Dunia, Plt. Gubernur Emil Beri Hadiah dan Apresiasi
"Terima kasih atas ikhtiar dan kinerja Penyuluh Kehutanan dalam mendampingi masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan untuk menumbuhkembangkan usaha kerakyatan masyarakat yang produktif di areal kawasan hutan atau hutan rakyat dengan tetap menjaga kelestariannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah mengatakan bahwa para Penyuluh Kehutanan selalu hadir bagi masyarakat sekitar hutan yang ingin menumbuhkembangkan usaha kerakyatan masyarakat yang produktif.
"Para penyuluh kehutanan ini tugasnya sangat mulia. Mereka terus mendorong masyarakat untuk terus produktif namun tetap menjaga kelestarian hutan di mana mereka tinggal," terangnya.
Baca Juga : Khofifah: Pancasila Perkokoh Moral Bangsa di Tengah Gempuran Tantangan Zaman
Di akhir, Gubernur Khofifah juga berpesan kepada seluruh Penyuluh Kehutanan untuk terus mempertahankan kinerja dan dedikasi mendampingi KTH dalam upaya hilirisasi atas komoditas yang dihasilkan. Harapannya, nilai tambah produk akan dinikmati langsung oleh masyarakat setempat.
Terkait dengan permodalan dan akses pasar, Pemprov Jatim disebutnya telah memiliki instrumen kredit lunak dan fasilitasi pendampingan eksport melalui dinas atau lembaga terkait.
"Tentu kita tidak ingin masyarakat lokal hanya menjadi penonton. Kawan-kawan kita harus berdaya di wilayahnya sendiri. Tentu berbekal sinergitas di internal OPD Pemprov dan pelaku usaha yang terbangun dengan baik, kita optimis Jatim akan semakin maju dan makmur," pungkasnya.
Baca Juga : Panen Raya Jagung di Ngawi, Plt Gubernur Jatim, Emil Tegaskan Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional
Untuk diketahui, Pemprov Jatim juga sebelumnya menerima penghargaan dari Kementerian Kehutanan atas capaian Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) KTH tertinggi nasional pada periode Tahun 2024 dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Penyuluhan Kehutanan Tahun 2024.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Kehutanan kepada Top 10 Provinsi dengan capaian NTE tertinggi se Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Jatim juga berhasil menempati urutan pertama dimana mencatatkan capaian NTE sebesar Rp619.901.125.335,- atau 47,57 persen dari NTE Nasional. (yud)
Editor : Wahyudi