Kampung Petroganik! Antara Bisnis dan Kepedulian PG kepada Petani

Reporter : Redaksi - klikjatim

Foto: Dirsar PG, Meinu Sadariyo bersama Bupati Jombang dan forkopimda saat panen raya Kampung Petroganik. (Ist)

JOMBANG – Kehadiran program Kampung Petroganik yang lahir dari inisiatif mitra produksi petroganik, bekerjasama dengan distributor PT Petrokimia Gresik (PG) berdampak positif kepada petani di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pasalnya, program tersebut menjadi wahana edukasi seputar dunia pertanian.

“Kampung Petroganik merupakan bentuk dukungan Petrokimia Gresik terhadap Program Peningkatan Produksi Pangan atau P4 milik pemerintah,” jelas Direktur Pemasaran PG, Meinu Sadariyo, saat mengikuti panen raya padi di Kampung Petroganik Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Jombang, berama bersama mitra produksi pupuk organik Petroganik, distributor dan Pemkab Jombang, Senin (11/03/2019).

Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas melalui pengawalan kegiatan budidaya pertanian. Selain itu, Kampung Petroganik juga sebagai wahana edukasi, sosialisasi, dan promosi untuk petani di wilayah daerah setempat.

Menurut dia, program tersebut sudah berjalan sejak tahun 2014. Tujuan utamanya adalah membina petani padi mulai dari pengolahan tanah, pemilihan benih unggul, pola pemupukan, hingga panen.

[irp]

Yang terpenting lagi sebagai sarana mengubah pola pikir petani. Dari semula hanya menggunakan pupuk anorganik, kini sudah harus menerapkan pemupukan berimbang. Yaitu dengan menambahkan pupuk organik dalam setiap budidaya pertanian.

“Pemupukan berimbang merupakan perpaduan antara pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah. Sedangkan pupuk anorganik sebagai penyedia unsur hara tanaman,” katanya, mendampingi Sekretaris Perusahaan, Yusuf Wibisono.

Berdasarkan rekomendasi PG terkait pola pemupukan yang berimbang adalah 5:3:2. Yaitu 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska, dan 200 kg pupuk Urea untuk setiap satu hektar lahan sawah.

“Kami telah menguji efektifitas pola pemupukan berimbang ini ke berbagai daerah dan terbukti mampu meningkatkan produktivtas tanaman padi,” lanjut Meinu.

Dia menuturkan, pemakaian pupuk organik oleh petani perlu mendapat dukungan berbagai pihak. Terutama dalam hal penyampaian informasi yang tepat untuk penggunaan pupuk organik dalam budidaya pertanian.

Perlu diketahui juga, bahwa pupuk organik Petroganik merupakah salah satu pupuk bersubsidi hasil riset PG. Adapun pupuk yang terlahir pada tahun 2004 itu sebagai jawaban atas hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor (2003).

Dalam penelitian itu menyebutkan, sebagian besar tanah pertanian di Indonesia mengandung kadar C-organik dibawah 2 persen. Sementara tanah yang sehat minimal mengandung kadar C-organik sebesar 5 peresen.

[irp]

Sedangkan pupuk organik Petroganik memiliki kandungan kadar C-organik sebesar 12,5 persen. Artinya pupuk ini tidak berfungsi menambah unsur hara, tetapi memperbaiki sifat fisik, kimia, dan struktur tanah. Adapun kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk anorganik.

“Sehingga pola pemupukan berimbang ini merupakan wujud dari keberlanjutan pertanian atau sustainable agriculture. Yaitu pupuk organik berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan, dalam hal ini menjaga tanah agar tetap subur,” terang Meinu, yang juga didampingi Manager Humas PG, Muhammad Ihwan F.

Nah, pola demikian telah menjadi kepedulian PG. Terbukti dengan menerjunkan petugas lapangan agar memberikan pemahaman dan pendampingan kepada petani tentang pentingnya pupuk organik Petroganik terhadap kelestarian lingkungan. Bahkan PG juga memiliki 4 (empat) unit mobil uji tanah untuk membantu petani mengukur tingkat kesuburan tanah dan memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat.

Direktur Pemasaran PG tersebut juga menambahkan, bahwa hal ini merupakan bagian dari transformasi bisnis. Maksudnya, PG tidak sebatas menjual produk tapi ikut menawarkan solusi terbaik.

Tidak hanya kepada petani saja, melainkan memberikan solusi dalam skala yang lebih luas. Yaitu sebuah solusi bagi sektor agroindustri melalui serangkaian produk dari hulu hingga hilir.

“Kami berharap program Kampung Petroganik ini dapat ditiru oleh kabupaten lainnya, sehingga semakin banyak petani yang mengetahui manfaat dan pentingnya pupuk organik dalam keberlanjutan pertanian kita,” pungkasnya. (nul/*)