klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Gubernur Khofifah Apresiasi Integrated Farming Kodim 0812 Lamongan, Siap Replikasi di Seluruh Jatim

avatar Abdul Aziz Qomar
  • URL berhasil dicopy

KLIKJATIM.Com | Lamongan - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi terhadap penerapan Kampung Pandu — sebuah konsep pertanian terpadu (integrated farming) yang digagas Kodim 0812 Lamongan di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan.

Bahkan Gubernur Khofifah menyatakan kesiapannya untuk mereplikasi pendekatan tersebut di daerah lain di Jawa Timur.

Hal itu disampaikan Gubernur saat meninjau langsung Kampung Pandu bersama Pangdam V Brawijaya Rudy Saladin dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Desa Jotosanur, Senin (16/6). Dalam kunjungannya, Gubernur juga melakukan panen padi varietas unggul super genjah PMJ 01 dan Varietas Kampung Pandu (VKP) 01 — sebuah terobosan dari Satgas Kodim 0812 — di lahan satu hektare, dengan hasil panen diperkirakan mencapai 8 ton.

“Kolaborasi dan sinergi antara Pemprov Jatim dan TNI AD di sektor pertanian merupakan langkah penting untuk mewujudkan ketahanan pangan, dan bukan tidak mungkin dapat mencapai kedaulatan pangan,” ujar Khofifah.

Menurut Gubernur, ketahanan pangan yang dibangun Kodim Lamongan tidak sebatas pertanian, tetapi juga melibatkan peternakan dan perikanan. Langkah tersebut merupakan penerapan pertanian terpadu (integrated farming) yang luar biasa untuk mewujudkan green dan blue economy.

“Komponen pertanian, peternakan, dan perikanan bukan kegiatan yang terpisah, tapi satu kesatuan yang saling terkait. Saya memberikan apresiasi dan terima kasih atas upaya Pangdam V Brawijaya yang turut mewujudkannya,” katanya.

Baca juga: Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan, Bupati Bojonegoro Ajak TP PKK dan Pembina Posyandu Sukseskan Program
Gubernur juga menyebut bahwa penerapan integrated farming dapat berjalan meskipun menggunakan teknologi yang sederhana. Dengan kemauan dan keterampilan, peralatan murah sekalipun dapat memberikan hasil yang luar biasa.

“Tanpa harus menunggu pakar atau teknologi yang mahal, dari tangan Pelda Dulhadi dapat dihasilkan padi unggul PMJ 01. Ke depannya, akan terus diuji dan diberdayakan varietas 02 dan 03, hingga 04,” ujar Khofifah.

Selain padi, integrated farming juga memberikan dampak berganda, misalnya pakan ternak dan perikanan yang saat ini 94 persen masih diimpor. “Dengan pendekatan integrated farming, pakan dapat disubstitusi dari proses yang lebih murah dan mandiri,” katanya.

Selain aspek pertanian dan perikanan, Gubernur juga melihat potensi integrated farming sebagai destinasi edukasi dan agrowisata. “Gapoktan juga punya harapan yang besar dan dapat belajar dari penerapan pertanian terpadu di Lamongan,” jelasnya.

Kebijakan pertanian dan ketahanan pangan di Jawa Timur saat ini diarahkan untuk swasembada pangan yang berkelanjutan, memenuhi ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan yang berkualitas, sekaligus meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri pertanian. Langkah konkret yang tengah diberlakukan antara lain: peningkatan indeks pertanaman, penguatan teknologi, proses hilirisasi, dan mendorong peran petani muda.

Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Rudy Saladin meminta para stakeholder lebih kreatif dan mampu memanfaatkan lahan yang ada sesuai kemampuan dan pengetahuan masing-masing. “Jangan jenuh untuk terus belajar dan mencari solusi, sehingga dapat menjadi percontohan bagi daerah lain,” katanya.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi juga menyampaikan pentingnya sinergi dan kerja sama untuk mencari solusi atas masalah pertanian. “Terima kasih atas dukungannya, sehingga swasembada pangan di Lamongan lebih cepat dan lebih baik lagi,” katanya.

Selain panen padi dan menyaksikan proses pengolahan, Gubernur juga meresmikan Bukit Tidar dan menandatangani prasasti bersama Pangdam V Brawijaya. (qom)

Editor :