Anggota DPRD Gresik Minta Tiket Kapal ke Bawean Kembali Normal

klikjatim.com

KLIKJATIM.Com | Gresik - Situasi pandemi terus merogo isi kantong dompet dalam perjalanan ke Pulau Bawean. Pasalnya sejak Bulan Juni, kapal cepat Express Bahari mulai beroperasi setelah berhenti karean lock down Pulau Bawean. 

[irp]

Baca juga: Puluhan Jabatan Eselon di Sumenep Masih Kosong, Pemkab Bergantung pada Pelaksana Tugas

Imbasnya, harga tiket kapal cepat akses penyebrangan Bawean Gresik ini naik 30�ri harga normal. Dari harga Rp 150 rb kelas Excexutive menjadi Rp 190 rb beserta pajak asuransi pelabuhan, sedangkan untuk kelas VIP dari harga Rp 170 rb menjadi Rp 240 rb.

Dari kenaikan harga yang sudah berjalan lima bulan ini mendapatkan sorotan dari DPRD Gresik asal Bawean, Musa.

Dia meminta untuk tiket kapal kembali ke harga normal, dan kapasitas penumpang dilonggarkan. "Ini rekomendasi kami sistematis melihat perkembangan Covid-19 di Jatim sudah mulai turun," katanya. Rabu (14/10/2020).

Musa mengaku, ada banyak sekali pengaduan dari masyarakat yang merasa terbebani dengan harga tiket yang relatif mahal.

"Ini juga melihat masyarakat kelas bawah pulau Bawean, belum lagi pasien yang dirujuk ke Jawa hampir setiap hari," geramnya.

Baca juga: Hapus Label Daerah Tertinggal, Karya Rupa Sampang Optimistis Tembus Pasar Dunia

Sementara itu, Kadishub Nanang Setiawan menanggapi hal itu, pihaknya masih belum memberikan keputusan. Karena Satgas Kabupaten Gresik masih belum memberikan kelonggaran pembatasan bagi penumpang.

"Status Gresik masih zona orange, meskipun zona hijau dari rekomendasi world health organization WHO, juga pembatasan 80% tidak bisa diberlakukan normal," katanya kepada klikjatim.com.

Baca juga: Warga Keluhkan Pungli Parkir di CFD Bojonegoro, Pengawasan Dishub Dipertanyakan

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Cabang Express Bahari Gresik, Revan Syah Putra menjelaskan, pihaknya masih belum ada rencana penurunan harga tiket kembali normal dan tidak ada pembatasan penumpang. 

"Kami operasi ini sudah sangat beruntung tidak sampai mengurangi karyawan, kenaikan harga karena memang ada pembatasan 50% penumpang dari 390 penumpang. Mulai pembatasan ini hanya maksimal 200 tapi di lapangan hanya 170 tidak sampai 200 penumpang. Itu juga karkulasi dengan pembiayaan operasi bahan bakar," paparnya. (bro)

Editor : Redaksi

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru