Bupati Gresik Lakukan Visitasi ke SRT 45 Semarang, Siapkan Replikasi Sekolah Rakyat di Gresik untuk Tekan Kemiskinan

Reporter : Abdul Aziz Qomar
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, menyampaikan sambutan dalam visitasi ke SRT 45 Semarang (Qomar/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Semarang — Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melakukan visitasi ke Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 45 Semarang pada Minggu (30/11). Kunjungan ini dilakukan untuk mempelajari lebih dalam pengelolaan dan keberhasilan model pendidikan berasrama yang digagas Kementerian Sosial RI tersebut. Dalam kegiatan ini, bupati turut didampingi Sekretaris Jenderal Kemensos RI, Robben Rico.

Bupati yang akrab disapa Gus Yani itu mengatakan bahwa kunjungan ini bertujuan menggali pengalaman, tantangan, serta metode pengelolaan yang diterapkan di SRT 45 Semarang. Ia menilai, program yang berjalan di kota ini terbukti efektif dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan yang menyasar anak-anak dari keluarga pra-sejahtera.

Baca juga: Siap Diluncurkan, Dinsos P3A Sumenep Pastikan Calon Siswa Sekolah Rakyat Sehat Sebelum Masuk Asrama

“Dari visitasi ini kita belajar bagaimana problem dan cara mengatasi pengelolaan Sekolah Rakyat Terintegrasi yang menampung siswa SD hingga SMA. Program serupa dapat kita replikasi di Kabupaten Gresik untuk mendukung pengentasan kemiskinan secara terpadu melalui pendidikan,” ujar Gus Yani.

Sekolah Rakyat Gresik Mulai Dibangun Tahun Depan

Gus Yani menyampaikan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat Terintegrasi di Kabupaten Gresik telah memasuki tahapan lelang. Sekolah ini akan dibangun di Desa Raci Tengah, Kecamatan Sidayu.

Fasilitas yang disiapkan terbilang komprehensif. Berdiri di atas lahan lebih dari 5 hektare dengan total luas bangunan 62.577 meter persegi, sekolah rakyat di Gresik akan dilengkapi 36 ruang kelas, laboratorium, klinik, ruang terbuka hijau, hingga gedung olahraga dengan fasilitas badminton, basket, mini soccer, dan jogging track.

“SR Gresik bakal menjadi fasilitas pendidikan terpadu dan modern. Tahun depan kami juga mulai mempersiapkan PPDB untuk jenjang SD, karena mendidik anak-anak dari keluarga di bawah garis kemiskinan tentu membutuhkan pendekatan khusus, baik dari sisi gizi, psikologis, maupun pembentukan karakter,” jelasnya.

Gus Yani, berbincang dengan siswa SRT 45 Semarang (Dok)

SRT 45 Semarang Jadi Model Inspiratif

SRT 45 Semarang merupakan sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap, mulai dari ruang kelas, laboratorium, laptop untuk guru dan siswa, hingga kurikulum yang mengintegrasikan akademik, karakter kebangsaan, dan pendidikan vokasi. Saat ini sekolah tersebut menampung 99 siswa, meski pihak pengelola mengakui bahwa mencari siswa tidak selalu mudah karena banyak anak dari keluarga prasejahtera belum terjangkau informasi pendidikan.

Keberhasilan SRT 45 Semarang menjadi inspirasi bagi Pemkab Gresik untuk menerapkan standar yang sama.

“Kunjungan ini menunjukkan komitmen kami dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif dan merata. Praktik baik dari SRT 45 Semarang akan kami sesuaikan dan kembangkan sesuai kebutuhan masyarakat Gresik,” tegas bupati.

Baca juga: Bupati Gresik Apresiasi Pemprov Jatim dana TNI AL: KRI Surabaya 591 Bawa Bantuan Logistik untuk Bawean

Sekjen Kemensos: Sekolah Rakyat Wujud Nyata Memuliakan Orang Kecil

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Kemensos RI Robben Rico menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata keberpihakan negara kepada masyarakat yang selama ini tidak tersentuh layanan pendidikan formal.

“Sekolah Rakyat bukan hanya menawarkan pendidikan alternatif. Ia menjadi ruang pemulihan sosial bagi anak-anak yang kehilangan kepercayaan diri dan arah hidup. Program ini membuat harapan mereka hidup kembali,” jelas Robben.

Robben menekankan prinsip utama Sekolah Rakyat, yakni memuliakan orang kecil, menjangkau mereka yang belum terjangkau pendidikan.

Ia mengungkapkan, banyak peserta didik datang dengan kondisi kesehatan memprihatinkan seperti anemia, TBC, dan kerusakan gigi. Namun melalui pemeriksaan kesehatan, talent mapping, pembelajaran berasrama, serta pemenuhan kebutuhan makan dan perlengkapan sekolah, peserta perlahan mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.

“Lulusan sekolah rakyat bukan hanya pintar, tapi juga memiliki karakter yang kuat dan terampil. Kemensos juga menyediakan 2.600 beasiswa bagi siswa Sekolah Rakyat,” terang Robben.

Baca juga: Mensos Kunjungi Sekolah Rakyat Lamongan, Dukung Program Pengentasan Kemiskinan

Sekjen Kemensos, menyampaikan arahan (Dok)

Ia juga menyebut bahwa terdapat 13.864 anak usia 7–12 tahun di Jawa Tengah dan 23.041 anak di Jawa Timur yang belum mengenyam pendidikan. Program Sekolah Rakyat menjadi bagian dari upaya besar pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.

Pemkot Semarang Dukung Penuh Program SRT 45

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, yang turut hadir, menegaskan dukungan Pemkot Semarang terhadap keberlanjutan sekolah ini.

“Sekolah rakyat punya peran penting dalam menyiapkan SDM Indonesia Emas 2045. Kami memastikan SRT 45 berjalan sesuai standar operasional yang ditetapkan,” ujarnya.

Kegiatan visitasi ini juga diikuti Kepala OPD Pemkab Gresik, Wakil Wali Kota Semarang, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Endang Sarwiningsih, Kepala SRT 45 Semarang Ridho Irwanto. 

Editor : Abdul Aziz Qomar

Lowongan & Karir
Berita Populer
Berita Terbaru