KLIKJATIM.COM | JEMBER – Unit Satreskrim Polres Jember berhasil menggagalkan penyalahgunaan distribusi pupuk bersubsidi sebanyak 3 ton yang seharusnya disalurkan ke petani di Kecamatan Sumbersari, Jember. Pupuk tersebut justru hendak dijual ke wilayah lain, sehingga polisi langsung bertindak mengamankan dua pelaku dalam kasus ini.
Dua pelaku yang diamankan adalah pria berinisial MG (46), pemilik UD Kios Pupuk di Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember, dan pria berinisial S (41), warga Kecamatan Jenggawah, Jember, yang bertindak sebagai pengirim pupuk subsidi tersebut.
Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi mengatakan, kedua pelaku ditangkap saat melakukan pengiriman pupuk subsidi di Jl. Sukorejo, Desa Curahmalang, Kecamatan Rambipuji, Jember.
Baca Juga :"Dari penyelidikan kasus ini, pelaku S disuruh oleh MG untuk mendistribusikan pupuk subsidi jenis Phonska itu ke wilayah Kecamatan Umbulsari," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Jember, Selasa (11/3/2025).Puluhan Warga Jember Jadi Korban Investasi Bodong, Total Kerugian Capai Rp 3 Miliar
Menurutnya, pupuk bersubsidi tersebut seharusnya didistribusikan kepada petani di wilayah Kecamatan Sumbersari, Jember.
"Sehingga anggota kami berhasil mengamankan kedua pelaku itu. Kami juga menyita kendaraan truk yang digunakan untuk mengangkut pupuk subsidi sebanyak 60 sak (total 3 ton), dokumen UD Kios Wirolegi, dan dua ponsel sebagai barang bukti," jelas Bayu.
Baca Juga :Ia menambahkan, pupuk subsidi tersebut seharusnya diterima oleh sembilan kelompok tani di wilayah Sumbersari sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).Konvoi Mobil Pikap dengan Sound Horeg di Jember Dibubarkan Polisi, Pemiliknya Diberi Peringatan
"Pupuk ini ditujukan untuk para petani yang membutuhkan, bukan untuk diperjualbelikan ke wilayah lain," tegasnya.
Dari hasil pemeriksaan, kedua pelaku diduga melakukan pelanggaran terhadap peraturan distribusi pupuk subsidi. "Mereka terancam dengan Pasal 6 ayat 1 huruf b Undang-Undang Darurat RI Nomor 7 Tahun 1955," kata Bayu.
Sanksi hukum bagi para pelaku cukup berat, dengan ancaman pidana penjara antara 2 hingga 5 tahun. "Kami ingin memastikan agar pupuk subsidi benar-benar sampai kepada petani yang berhak menerimanya sesuai aturan," lanjutnya.
Saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengembangkan kasus ini. "Kami akan mendalami apakah ada keterlibatan pihak lain dalam penyalahgunaan distribusi pupuk subsidi ini," ungkap Bayu.
Penyalahgunaan distribusi pupuk subsidi seperti ini sangat merugikan petani. "Kelangkaan pupuk bisa menyebabkan harga pupuk lebih tinggi, sehingga membebani petani dan menghambat produksi pertanian," kata Kapolres.
Selain itu, Bayu menegaskan bahwa kasus ini juga berpotensi mengganggu program ketahanan pangan nasional. "Jika pupuk subsidi tidak tepat sasaran, maka hasil pertanian bisa terganggu dan asta cita presiden tentang ketahanan pangan tidak akan terwujud," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat, khususnya para petani, untuk melaporkan jika menemukan adanya indikasi penyalahgunaan pupuk subsidi. "Kami meminta masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan agar pupuk benar-benar diterima oleh yang berhak," ujarnya.
Polres Jember berkomitmen untuk terus menindak tegas pelaku penyalahgunaan pupuk subsidi. "Kami akan terus mengawasi distribusi pupuk subsidi agar tidak terjadi pelanggaran yang merugikan petani dan masyarakat," tutup Bayu. (hat/fiq)
Editor : Muhammad Hatta
