klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Pemkab Bojonegoro Ajukan Penambahan Alokasi Pupuk Subsidi 2025 ke Kementan

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Petani di Bojonegoro saat merawat tanaman padinya. (M. Nur Afifullah/klikjatim.com)
Petani di Bojonegoro saat merawat tanaman padinya. (M. Nur Afifullah/klikjatim.com)

BOJONEGORO | KLIKJATIM.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur mengajukan penambahan alokasi pupuk bersubsidi ke Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memenuhi kebutuhan para petani. Langkah ini dilakukan agar penyaluran pupuk sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) para petani di wilayah tersebut.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro, Zaenal Fanani menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim surat permohonan resmi ke Kementan.

“Kemarin Bupati Bojonegoro sudah mengirimkan surat permohonan ke Kementan, agar alokasi pupuk 2025 di Bojonegoro dipenuhi sesuai RDKK,” ujar Zaenal Fanani, Senin (14/4/2025).

Baca Juga :

Pemkab Bojonegoro Gelar Musrenbang RKPD 2026 dan FKP RPJMD 2025-2029, Begini Rencana Pembangunannya

Menurut data RDKK Kabupaten Bojonegoro, kebutuhan pupuk bersubsidi jenis urea mencapai 65.661 ton. Sementara alokasi yang diberikan oleh Kementerian Pertanian tercatat sebanyak 65.893 ton, atau sedikit lebih banyak dari kebutuhan.

Namun, untuk pupuk jenis NPK, kebutuhan mencapai 72.644 ton, sedangkan alokasi hanya 42.141 ton, atau sekitar 52 persen dari total kebutuhan. Sedangkan untuk pupuk organik, kebutuhan mencapai 58.482 ton, tetapi hanya mendapat alokasi 18.083 ton, atau sekitar 30 persen.

“Memohon Kementan untuk memenuhi (penambahan alokasi) sesuai lahan pertanian Bojonegoro seluas 83 ribu hektare,” jelas Zaenal.

Baca Juga :

Waspadai Penipuan Pupuk Subsidi di Medsos, Pupuk Indonesia Tegaskan Penebusan Hanya di Kios Resmi

Ia menjelaskan bahwa kecukupan pupuk sangat penting untuk mendukung sektor pertanian. Pemupukan yang baik akan memberikan hasil panen maksimal bagi para petani.

“Untuk luas lahan satu hektare, pemupukan paling baik dengan pola 5-3-2. Lima kuintal pupuk organik, tiga kuintal NPK, dan dua kuintal urea. Jika kekurangan pupuk, hasilnya tidak bisa maksimal,” terangnya.

Zaenal juga menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik karena memiliki berbagai manfaat seperti memperbaiki struktur tanah, meningkatkan penyerapan unsur hara, menetralkan air, dan memperbaiki organisme tanah.

Ia mengimbau petani yang memasuki Musim Tanam Kedua (MT 2) untuk mulai memanfaatkan pupuk organik secara optimal.

“Pupuk organik dapat diproduksi sendiri oleh petani dari sisa tanaman, kotoran hewan, maupun bahan organik sekitar. Ini juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia,” pungkasnya. (fif/fiq)

Editor :