KLIKJATIM.Com | Sumenep - Kabupaten Sumenep sedang mengembangkan sentra perkebunan mangga. Ini karena kabupaten paling ujung Pulau Madura ini memiliki potensi besar untuk pengembangankomoditas buah-buahan, seperti mangga.
[irp]
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Kabupaten Sumenep saat mengembangkan sentra kawasan mangga, khususnya di Kecamatan Kalianget. Hal ini sebagai salah satu bentuk mendukung pelaksanaan program Kostratani.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kalianget, Dewo Ringgih mengatakan, Kecamatan Kalianget memiliki potensi lahan tidur dan lahan marginal yang cukup luas, bahkan selama ini merupakan daerah penghasil mangga. Saat ini jenis mangga yang banyak dibudidayakan adalah manalagi.
“Selama ini budidaya mangga yang dilakukan masyarakat belum secara intensif. Petani menggangap mangga manalagi belum dapat meningkatkan pendapatan, karena harga jual yang rendah, terutama saat musin panen,” katanya.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar untuk meminimalisir jatuhnya harga saat musim panen, Dewo mengatakan, dipilih jenis mangga yang banyak dicari dan disukai konsumen yaitu mangga jenis garifta merah, garifta orange, agrigardina. Permintaan pasar ketiga jenis mangga ini masih sangat menjanjikan, bahkan harganya cukup tinggi,baik di pasar tradisional maupun pasar modern.
[irp]
Dewo menjelaskan, sebelum menentukan dan menetapkan wilayah dan komoditas yang akan dikembangkan, penyuluh pertanian melakukan identifikasi potensi dan mengkaji permasalahan yang sering taerjadi. Harapannyadapat meningkatkan keberhasilan dan meminimalisir terjadinya kegagalan dalam pengembangan mangga.
Dari hasil identifikasi potensi dan masalah, ditetapkan Desa Kalianget Barat, Kalianget Timur dan Kalimook sebagai wilayah pengembangan mangga. Tahun ini sudah dilakukan penanaman mangga dari ketiga jenis tersebut sebanyak 1.300 pohon.
Budidayanya pun secara intensif di lahan tidur atau marjinal yang ada di Desa Kalianget Barat. Namun Dewo berharap, ke depan luas penanamannya akan bertambah mengingat potensi lahan tidur dan marjinal yang cukup luas di Kecamatan Kalianget,khususnya di ketiga desa tersebut.
Selain dibudidayakan secara intensif, Dewo mengatakan, rencana akan diterapkan metode smart farming yang berbasis intertet of things (IoT). Apalagi lokasi lahan budidaya mangga berada dalam satu hamparan,sehingga sangat memungkinkan untuk menerapkan metode tersebut.
Dewo juga berharap, program Kostratani yang telah pemerintah canangkan betul-betul dilaksanakan untuk terwujudnyakemajuan pertanian yang berkelanjutan. Karena itu inovasi-inovasi akan terus dilakukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan untuk mendukung program pemerintah, khususnyamelalui penyuluh dan menumbuhkan petani-petani millenial yang mampu mengerakkan perekonomian hingga ditingkat desa.
[irp]
Sejalan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa penguatan BPP sebagai Kostratani akan dilakukan menyeluruh. Untuk itu, seluruh hal mengenai Kostratani harus diperkuat. Dari gedung, sarpras pendukung, maupun SDM.
“Karena fungsi Kostratani harus maksimal, berarti penguatan pun harus dilakukan bersamaan. Jadi BPP sudah benar-benar siap saat ditransformasi menjadi Kostratani," tegas SYL.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan Kostratani termasuk dalam Program Utama Kementan. Diantara 10 Program Utama Kementan, salah satunya adalah Pengembangan Komando Strategi Pembagunan Pertanian Tingkat Kecamatan (Kostratani).
Program lainnya adalah fasilitas pembiayaan, infrastruktur, dan alat mesin pertanian (alsintan), kredit usaha rakyat (KUR) dan lainnya. Kemudian peningkatan produksi tanamam pangan melalui pengembangan kawasan Berbasis korporasi (Propaktani), dan pengembangan kawasan hortikultura (sayuran, tanaman obat, buah-buahan dan porkutura) berdaya saing (Gedor Horti). (hen)
Editor : Abdus Syukur