KLIKJATIM.Com | Sampang – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di wilayah tersebut telah berakhir.
Seluruh rangkaian penanganan dinyatakan rampung sejak Oktober 2025, dan hingga kini tidak ditemukan lagi tambahan kasus baru.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan Surat Keputusan (SK) pencabutan status KLB campak kepada Bupati Sumenep sebagai dasar administratif penghentian status tersebut.
“Penanganan KLB campak secara menyeluruh sudah kami tuntaskan sejak Oktober lalu. Karena penghentian status KLB harus melalui SK resmi, maka kami sudah menyampaikannya kepada Bapak Bupati,” kata Syamsuri, Selasa (16/12).
Syamsuri menjelaskan, sebelumnya Dinkes P2KB Sumenep telah mengajukan SK penetapan KLB campak pada Agustus 2025. Setelah situasi dinilai terkendali, pengajuan pencabutan status KLB kembali dilakukan pada November 2025. Saat ini, dokumen tersebut masih berada di bagian hukum untuk proses penandatanganan oleh Bupati Sumenep.
Ia menegaskan, perkembangan kasus campak di Kabupaten Sumenep kini sudah sepenuhnya terkendali. Tidak ada lagi temuan kasus aktif di lapangan.
“Hingga hari ini kondisinya sudah zero case. Tidak ditemukan lagi kasus campak,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Dinkes P2KB Sumenep, jumlah suspek campak sejak Januari hingga 3 Desember 2024 sebelum pengajuan pencabutan SK KLB tercatat sebanyak 2.996 kasus. Dari angka tersebut, sebanyak 205 kasus dipastikan positif campak setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium di Surabaya. Sementara ribuan kasus lainnya masih berstatus suspek atau dugaan yang memiliki gejala mengarah ke campak, namun tidak terkonfirmasi secara laboratorium.
Kendati status KLB telah dinyatakan selesai, Syamsuri menekankan bahwa langkah pencegahan tetap menjadi prioritas utama. Salah satu fokus yang terus diperkuat adalah pelaksanaan program imunisasi, khususnya imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum memperoleh imunisasi lengkap.
“Meski KLB sudah berakhir, kegiatan imunisasi tetap kami jalankan. Terutama imunisasi kejar bagi anak yang imunisasinya belum lengkap atau bahkan belum pernah diimunisasi sama sekali,” kata Syamsuri.
Ia menambahkan, data sasaran anak yang membutuhkan imunisasi kejar telah tersedia di masing-masing puskesmas. Upaya ini dinilai sebagai langkah paling efektif dan aman untuk mencegah kemunculan kembali KLB campak di masa mendatang.
Syamsuri juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mendukung keberhasilan program imunisasi tersebut.
“Kami berharap ada dukungan dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat. Dengan kolaborasi yang baik, imunisasi kejar bisa berjalan optimal dan KLB campak tidak terulang lagi,” ujarnya optimistis.
Editor : Fatih