klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Mata Minus Tak Lagi Jadi Penghalang Lolos TNI/Polri, Begini Caranya

avatar Rozy
  • URL berhasil dicopy
Mudah: Teknologi Lasik terkini digunakan para calon TNI/Polri untuk melancarkan impiannya.
Mudah: Teknologi Lasik terkini digunakan para calon TNI/Polri untuk melancarkan impiannya.

KLIKJATIM.Com | Surabaya – Banyak anak muda bercita-cita menjadi anggota TNI atau Polri, namun kerap terhambat oleh kondisi penglihatan yang tidak memenuhi standar, seperti Kelainan Refraksi, mata minus, hingga silinder. Dengan kemajuan teknologi medis saat ini, sudah ada pilihan solusi bagi calon abdi negara yang terhambat masalah penglihatan.

Menurut Direktur National Eye Center (NEC) Surabaya, Dian Heri, kondisi mata minus hingga silinder bukan lagi halangan mutlak. Dengan penanganan medis yang tepat, peluang lolos tetap terbuka lebar, salah satunya melalui prosedur Laser Vision Correction atau yang lebih dikenal sebagai LASIK.

"Bahkan teknologi untuk mengoreksi Kelainan Refraksi, selain Lasik ada juga teknologi tanam lensa,” ungkapnya.

Dian Heri menjelaskan, salah satu penyebab utama calon peserta gagal dalam tes kesehatan adalah tidak lolos pemeriksaan penglihatan tanpa alat bantu. Tes ini menuntut mata berfungsi normal tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak. Secara umum, batas toleransi minus untuk seleksi TNI/Polri adalah maksimal 0,5 dioptri.

Kondisi mata minus yang melebihi batas toleransi tersebut kini dapat diperbaiki melalui prosedur LASIK – teknologi koreksi penglihatan yang mampu menghilangkan ketergantungan terhadap kacamata atau lensa kontak. Prosedur ini memungkinkan calon peserta memenuhi standar penglihatan yang disyaratkan.

“Jangan biarkan mata minus menjadi penghalang untuk meraih cita-cita sebagai abdi negara. Banyak calon peserta yang kini bisa lolos setelah menjalani prosedur LASIK dan perawatan refraksi di NEC,” ungkap Dian Heri.

Penanggung Jawab Klinik National Eye Center (NEC) Surabaya, dr. Diaz Alamsyah Sudiro, Sp.M, menjelaskan bahwa teknologi bedah refraktif atau Lasik yang tersedia di NEC, seperti ZEISS SMILE dan Femto Lasik, telah digunakan pada ribuan pasien.

“Termasuk mereka yang membutuhkan penglihatan prima untuk profesi tertentu seperti militer, kepolisian, hingga pilot,” jelasnya.

Dr. Diaz Alamsyah Sudiro menekankan bahwa pemilihan metode Lasik akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dikenal sebagai Pre Lasik.

“Proses Pre Lasik ini penting dilakukan untuk dijadikan acuan diagnosa dan pemilihan metode,” terangnya.

Dokter yang kerap menjadi instruktur dalam seminar kesehatan nasional dan internasional ini menyarankan agar pasien yang akan mengikuti tahapan tes Polri, TNI, atau pilot, mempersiapkan diri jauh hari.

“Bisa dilakukan Pre Lasik dulu, baiknya diberi waktu 6 bulan hingga 1 tahun sebelum memulai pendaftaran,” tuturnya.

Ia juga berpesan agar pasien tidak mencari solusi instan tanpa dukungan dari profesional, terutama mengingat pentingnya interaksi manusia yang autentik dalam proses penguatan mental.

Editor :