klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Rieke Diah Pitaloka Kunjungi PG Gempolkrep, Dorong Kolaborasi Nasional untuk Kemandirian Gula dan Energi Tebu

avatar Much Taufiqurachman Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, melaksanakan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, unit usaha PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Kabupaten Mojokerto.
Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, melaksanakan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, unit usaha PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Kabupaten Mojokerto.

KLIKJATIM.Com | Mojokerto — Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, melaksanakan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, unit usaha PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (29/10). Kunjungan ini berfokus pada upaya peningkatan kemandirian industri gula dan potensi pengembangan energi berbasis tebu.

Dalam kesempatan tersebut, Rieke menyampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah atas respons cepat dalam menyelesaikan persoalan penyerapan gula petani.

Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap, namun kini telah teratasi berkat koordinasi lintas kementerian dan dukungan langsung dari Presiden RI.

"Kemarin itu ada pula petani yang tidak terserap sebanyak kurang lebih 100 ribu ton. Terima kasih Pak Prabowo, Presiden Republik Indonesia, yang kemudian merespons cepat. Dibantu juga oleh pimpinan Komisi IV DPR RI, Ibu Titiek Soeharto, yang akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak satu setengah triliun," jelas Rieke.

Anggaran tersebut ditugaskan kepada dua pabrik gula BUMN, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.

Selain itu, Rieke juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani, yang dinilai sebagai langkah nyata keberpihakan pada produksi dan peningkatan daya saing dalam negeri.

Lebih lanjut, Rieke Diah Pitaloka juga menyoroti pentingnya pengembangan produk turunan tebu, terutama molases (tetes tebu), yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Ia menyebut molases berpotensi besar menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan khususnya energi baru terbarukan (EBT), yakni etanol.

"Selama ini kita mengenal tebu hanya menghasilkan gula. Padahal, ada produk lain yang sama pentingnya yaitu molases. Dari bahan ini, kita bisa menghasilkan energi baru terbarukan seperti etanol. Kita akan lihat apakah industri gula dan petani tebu Indonesia mampu berkolaborasi menuju produksi etanol nasional. Karena pada 2027, kita akan menuju program E10," tegas Rieke.

Ia mengajak seluruh pihak untuk mendukung perjuangan pemerintah menuju kemandirian industri tebu nasional.

"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula, tetapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,” pungkasnya.

PG Gempolkrep sendiri merupakan unit produksi strategis PT SGN yang terus berupaya meningkatkan efisiensi dan kemitraan dengan petani tebu. Kunjungan kerja ini diharapkan menjadi momentum kunci dalam memperkuat kolaborasi DPR, pemerintah, dan BUMN pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan energi berbasis tebu di Indonesia.

Editor :