KLIKJATIM.Com | Sumenep - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Trunojoyo Sumenep memastikan gempa yang mengguncang wilayah Kepulauan Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Sabtu (4/10/2025) malam, merupakan bagian dari rangkaian gempa susulan pascaguncangan utama berkekuatan magnitudo 6,5 yang terjadi pada 30 September 2025 lalu.
Kepala BMKG Trunojoyo Sumenep, Ari Widjajanto menyampaikan, bahwa aktivitas gempa kali ini bukan merupakan gempa utama, melainkan kelanjutan dari rangkaian susulan dengan kekuatan yang semakin menurun.
“Gempa kemarin itu masih termasuk kategori susulan, bukan gempa baru. Intensitasnya semakin melemah, jadi masyarakat tidak perlu cemas,” kata Ari, Selasa (7/10).
Dari data resmi BMKG, gempa susulan pada Sabtu malam memiliki magnitudo 3,6 dengan pusat gempa berada di koordinat 7,25° Lintang Selatan dan 114,13° Bujur Timur, berjarak sekitar 43 kilometer arah tenggara Sumenep, pada kedalaman 11 kilometer.
Ari menjelaskan bahwa titik episentrum gempa kali ini berada lebih dekat ke daratan Sumenep dibandingkan gempa utama sebelumnya.
“Getarannya memang sempat dirasakan warga Sapudi, tapi sangat lemah, hanya sekitar 2 MMI, sehingga tidak menimbulkan gangguan berarti terhadap aktivitas masyarakat,” ujarnya.
BMKG mencatat, sejak gempa besar pada 30 September, aktivitas seismik di sekitar Kepulauan Sapudi menunjukkan penurunan signifikan. Ratusan gempa susulan telah terjadi, namun baik frekuensi maupun kekuatannya terus menurun.
“Kalau dilihat dari grafik kami, pergerakannya jelas meluruh. Awalnya terjadi tiap jam, kemudian tiga jam, enam jam, hingga dua belas jam sekali. Mudah-mudahan dalam waktu dekat benar-benar berhenti,” terang Ari.
Selain memantau aktivitas gempa, BMKG juga telah mengirimkan tim ke Pulau Sapudi untuk melakukan pemetaan kondisi tanah dan pendataan kerusakan bangunan akibat gempa utama.
Meskipun terkendala transportasi laut, tim tetap berangkat menggunakan perahu sejak Sabtu pagi untuk menjangkau lokasi terdampak.
Dalam keterangannya, Ari mengingatkan masyarakat agar tetap waspada namun tidak panik, serta berhati-hati terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Warga sebaiknya mengecek kondisi rumah masing-masing. Kalau ada retakan serius, jangan tinggal di dalamnya dulu. Dan tolong, jangan mudah percaya dengan kabar yang tidak jelas sumbernya,” imbaunya.
Ia juga menegaskan, pentingnya masyarakat untuk mengandalkan informasi hanya dari BMKG atau media resmi seperti RRI, guna menghindari kepanikan akibat berita palsu.
“Kami berharap aktivitas gempa ini segera benar-benar berhenti, dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tenang,” pungkasnya. (ris)
Editor : Hendra