KLIKJATIM.Com | Sumenep - Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) yang berlokasi di Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, hingga Sabtu (20/9) masih belum bisa difungsikan.
Padahal, bangunan tersebut sudah menyedot anggaran yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.
Direktur PD Sumekar, Hendri Kurniawan, menjelaskan bahwa terhambatnya operasional APHT dipicu oleh dua hal utama, yakni persoalan perizinan dan kelengkapan fasilitas produksi.
"Jadi saat dibangun, itu tidak langsung lengkap peralatan penunjang di dalam APHT. Tapi, dilengkapi secara bertahap setiap tahun sesuai kebutuhan," ungkapnya, Senin (22/9).
Hendri menguraikan, proyek pembangunan APHT sejatinya dimulai sejak 2021. Namun hingga tahun 2025, pabrik tersebut belum benar-benar difungsikan. Salah satu alasannya adalah proses penyediaan sarana dan prasarana yang tidak bisa dilakukan sekaligus.
Meski begitu, menurut Hendri, peralatan utama untuk produksi rokok kini sudah terpenuhi. Artinya, secara teknis APHT sudah siap dijalankan.
Hanya saja, beberapa pekerjaan fisik masih berlangsung, termasuk pembangunan jalan akses, area parkir, serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya.
"Tahun ini kan juga ada pembangunan jalan utama, area parkir dan sarana penunjang lainnya. Jadi untuk tahun ini keberadaan sarana dan prasarananya sudah lengkap semua," jelasnya.
Dari sisi perizinan, lanjut Hendri, prosesnya memakan waktu cukup panjang. Hal itu juga memperlambat jadwal pengoperasian pabrik. Salah satu izin yang paling krusial adalah Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC).
"Kelengkapan izinnya juga rumit. Tapi, alhamdulillah untuk NPPBKC-nya sudah dikantongi. Ini sekarang tinggal nunggu izin yang kecil saja, berkenaan dengan uji merek serta uji tar dan nikotin," katanya.
Dengan izin pokok sudah berada di tangan, Hendri menargetkan tahun ini APHT benar-benar bisa mulai beroperasi sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat sekitar.
"Kita upayakan secepatnya beroperasi. Kalau bisa tidak sampai lompat tahun," tegasnya.
Dari sisi pendanaan, proyek APHT ini menelan anggaran yang tidak sedikit. Pada tahap awal di 2021, dana yang dikucurkan mencapai Rp 9,6 miliar.
Kemudian pada 2022 ditambah Rp 1,8 miliar lebih, disusul Rp 3,4 miliar pada 2023. Karena masih belum mencukupi, pada 2024 kembali digelontorkan anggaran Rp 1.895.573.562. Terakhir, di tahun 2025 ini dialokasikan lagi dana sebesar Rp 4,5 miliar. (ris)
Editor : Hendra