klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Jatim Siap Wujudkan Swasembada Gula Nasional dengan Kontribusi 51,87 Persen Produksi Gula

avatar Wahyudi
  • URL berhasil dicopy
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendampingi Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam kegiatan panen dan tanam tebu di Kebun Tebu
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendampingi Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam kegiatan panen dan tanam tebu di Kebun Tebu

KLIKJATIM.Com | Banyuwangi - Jawa Timur semakin memantapkan posisinya sebagai sentra produksi gula nasional. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendampingi Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam kegiatan panen dan tanam tebu di Kebun Tebu Jolondoro, Banyuwangi, Senin (23/6). Kegiatan ini menjadi simbol komitmen kuat Jatim dalam mencapai swasembada gula nasional.

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, serta perwakilan petani. Selain panen, dilakukan juga penanaman tebu bersama sebagai upaya menjaga keberlanjutan produksi.

Gubernur Khofifah menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan penuh Pemprov Jatim terhadap program swasembada pangan, khususnya gula.

Baca Juga : SGN Optimis Tingkatkan Produksi Gula Nasional, Kebun Tebu Banyuwangi Jadi Andalan Swasembada

"Alhamdulillah, hari ini kami mendampingi Bapak Wapres, Bapak Mentan, dan seluruh stakeholder bisa memanen sekaligus menanam kembali tebu di Jolondoro. Ini menegaskan komitmen kita bersama untuk menjadikan Jatim sebagai pionir swasembada gula dan pelopor ketahanan pangan nasional," ujar Khofifah.

Dengan optimisme produktivitas yang tinggi setiap tahunnya, Khofifah menyatakan Jatim siap mewujudkan swasembada gula nasional. Kebun Jolondoro, dengan luas lahan 405 hektare, menargetkan produktivitas rata-rata 106 ton per hektare dengan menanam varietas unggulan BL dan HMW. Tingginya produktivitas di kebun ini diharapkan mampu mendongkrak dominasi Jatim sebagai sentra produksi gula nasional.

"Kami optimistis produktivitas tebu Jatim tahun ini akan lebih tinggi dan mampu melampaui target," tambahnya.

Baca Juga : Hadiri Wisuda Putra di Peking University, Gubernur Khofifah Jadi Tamu Kehormatan

Sebagai lumbung pangan nasional, salah satu kekuatan terbesar Jatim adalah komoditas tebu. Data tahun 2024 menunjukkan, produksi tebu yang digiling di pabrik gula Jatim mencapai 16,69 juta ton dari total 238.135,6 hektare lahan tebu. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 1.278.923 ton gula kristal putih dengan rata-rata rendemen 7,58 persen. Sementara produksi gula nasional di tahun yang sama adalah 2.465.514 ton.

Jawa Timur sendiri memiliki kebutuhan gula sekitar 281.397 ton per tahun, sehingga mencatatkan surplus gula sebesar 997.526 ton.

"Artinya, kontribusi Jatim bagi pasokan gula nasional stabil di kisaran 50 persen setiap tahun. Ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa swasembada gula akan dimulai dari Jatim," ungkap Khofifah.

Baca Juga : Hari Krida Pertanian 2025, Gubernur Khofifah: Petani Jatim Harus Inovatif, Tingkatkan Produktivitas Hadapi Tantangan Global

Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2024, pabrik-pabrik di Jatim menyumbang 51,87 persen dari total produksi gula nasional, menempatkan Jatim sebagai sentra produksi gula terbesar di Indonesia.

Tingginya produktivitas gula juga ditopang oleh keberadaan 29 pabrik gula yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Timur. Proyeksi untuk tahun 2025 bahkan lebih menjanjikan. Berdasarkan data taksasi dari seluruh Pabrik Gula di Jatim, luas areal panen tebu diperkirakan meningkat menjadi 252.135 hektar, dengan jumlah tebu digiling mencapai 18.777.409 ton, dan rendemen sebesar 7,76%.

"Dengan begitu di tahun 2025 ini produksi gula Jawa Timur diperkirakan akan menembus angka 1.457.900 ton. Meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya," tegas Khofifah.

Baca Juga : Cegah Abrasi dan Banjir, Gubernur Khofifah Targetkan Pemasangan Bronjong di Probolinggo Tuntas Agustus

Untuk memperkuat sektor ini, Pemprov Jatim mendorong berbagai kebijakan strategis, mulai dari pemberian permodalan dan insentif kepada petani, hingga pengembangan infrastruktur pertanian berbasis teknologi.

Khusus permodalan, Pemprov Jatim melalui Bank Jatim dan Dirut SGN telah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) Kluster Petani Tebu Jatim dengan suku bunga tetap 6%. Program ini ditujukan untuk memfasilitasi peremajaan kebun tebu (> 25 tahun) dan adopsi varietas unggul yang berpotensi menaikkan rendemen gula per ton tebu dari rata-rata 7% menjadi 8–9%.

"Jatim adalah penghasil gula tertinggi di Indonesia. Maka KURsus ini adalah wujud nyata upaya kita untuk memperjuangkan kesejahteraan petani tebu. Kita ingin petani tebu naik kelas, dari buruh ladang menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat," kata Khofifah.

Baca Juga : Dampingi Wapres Gibran Ziarah Makam Bung Karno, Gubernur Khofifah Ajak Jadikan Nasionalisme sebagai Pedoman Bernegara

Lebih lanjut, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menekankan pentingnya hilirisasi komoditas tebu. Menurutnya, hilirisasi akan mendukung diversifikasi produk turunan, salah satunya bioetanol.

"Hilirisasi tebu akan mendukung transisi energi dari fosil ke non-fosil. Ini selaras dengan upaya kita menuju green economy dan mendukung target net zero emission. Dengan demikian, peran petani tebu Jatim tak hanya untuk Indonesia, tapi punya efek positif bagi dunia," pungkasnya.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan bahwa pemerintah menargetkan tercapainya swasembada pangan nasional pada tahun 2026.

"Tolong untuk semua persoalan berkaitan dengan mekanisasi di lapangan segera diatasi. Target tahun depan kita swasembada pangan," katanya.

Baca Juga : Menteri Pertanian Dorong Jawa Timur Jadi Lokomotif Swasembada Gula Nasional Lewat PT SGN

Gibran juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, petani, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan bangsa.

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan bantuan kepada petani berupa pompa air beserta kelengkapannya, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui platform Ekosistem Tebu Rakyat (Etera), serta penyerahan benih tebu untuk mendukung mitra petani tebu. (yud) 

Editor :