klikjatim.com skyscraper
klikjatim.com skyscraper

Mantan Wabup Kusen Andalas Soroti Isu Retaknya Kepemimpinan Jember: Kalau Tak Rukun, Rezeki Tak Berkah

avatar klikjatim.com
  • URL berhasil dicopy
Mantan Wakil Bupati Jember Periode 2005-2015 Kusen Andalas saat diwawancara wartawan (Hatta/Klikjatim.com)
Mantan Wakil Bupati Jember Periode 2005-2015 Kusen Andalas saat diwawancara wartawan (Hatta/Klikjatim.com)

KLIKJATIM.Com | Jember – Isu keretakan hubungan antara Bupati Jember, Muhammad Fawait, dan Wakil Bupati Djoko Susanto kembali mencuat ke publik. Sorotan makin menguat menyusul kegiatan Bupati Fawait ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu, setelah mengantongi izin dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Fawait diketahui menghadiri konferensi North American Productivity Workshop (NAPW) XII, di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, pada 8–15 Juni 2025, untuk mempresentasikan sebuah research paper.

Menanggapi dinamika tersebut, mantan Wakil Bupati Jember dua periode (2005–2015), Kusen Andalas, ikut angkat bicara. Ia menekankan pentingnya keharmonisan dalam kepemimpinan daerah, sebagaimana pernah ia jalani saat mendampingi Bupati MZA Djalal selama satu dekade.

"Sebetulnya masalah ini tidak baik, dan hasilnya pun tidak akan baik. Memimpin daerah itu seperti membina keluarga, harus rukun. Insya Allah kalau rukun, rezeki akan mengalir. Tapi kalau bercerai-berai, rezeki bisa jadi tidak berkah," ujar Kusen saat ditemui sejumlah wartawan di Jember, Senin (17/6/2025).

Kusen mengingatkan pentingnya kepala daerah dan wakilnya untuk saling menghargai serta memahami peran masing-masing. Menurutnya, posisi wakil bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian strategis dalam roda pemerintahan.

"Saya berharap semua pihak menyadari tugas masing-masing. Kalau ada perbedaan pendapat, sebaiknya dibicarakan. Jangan berjalan sendiri-sendiri. Pak Bupati dan Pak Wakil harus saling menghargai," tegasnya.

Baca juga: Meski Tidak Diundang, Wabup Jember Djoko Susanto Datangi Forum Lintas Perangkat Daerah, Singgung Meritokrasi dan Nepotisme
Meski mengakui perbedaan pendapat sebagai hal yang wajar, Kusen menilai keterbukaan komunikasi adalah kunci menjaga soliditas. Ia mencontohkan bagaimana dirinya dulu selalu diajak berdiskusi oleh Bupati Djalal, termasuk dalam hal anggaran, penataan birokrasi, hingga masukan dari masyarakat.

"Perbedaan pasti ada. Tapi kalau komunikasi dibuka, semuanya akan lebih transparan. Dulu Pak Djalal selalu mengajak saya bicara. Saya tahu apa yang terjadi, dan kami bisa menyelesaikan masalah bersama," kenangnya.

Kusen juga menjelaskan bahwa meskipun sebagai wakil tidak memiliki kewenangan langsung, ia menjalankan peran representatif dengan loyalitas dan rasa tanggung jawab tinggi.

“Saya hanya diberi tugas jika ada masalah, baik internal maupun eksternal. Tugas saya memberi rekomendasi, dan setelah itu kami ambil keputusan bersama,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Kusen berharap agar dinamika di tubuh pemerintahan Kabupaten Jember dapat segera mencair demi pelayanan publik yang optimal.

"Kalau para pemimpinnya bisa jadi saudara, saling percaya, dan saling mendukung, Insya Allah Jember akan lebih baik. Jangan sampai karena beda langkah, rakyat yang jadi korban,” pungkasnya. (qom)

Editor :